Tidak hanya melibatkan banyak personil saja namun acaranya mempunyai konsep yang berbeda dari biasanya. Yang berbeda terutama pada penampilan di akhir-akhir. Yakni penampilan gerak dan lagu kolosal.
Gerak dan lagu kolosal mempersembahkan 2 lagu secara berurutan, yakni lagu Kami Anak Negeri dan Wonderland Indonesia.
Lagu Kami Anak Negeri mengalun, anak-anak perempuan berkelompok mempersembahkan tarian kipas. Dimana kipas yang dipakai merupakan hasil kreativitas Bapak Ibu K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah).
Lanjut dengan lagu Wonderland Indonesia.
Anak-anak juga dibagi menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan baju adat masing-masing daerah, silih berganti menari di depan panggung kehormatan.
GPAI turut serta menyemarakkan acara resepsi | akun YouTube kkg pai KanigoroÂ
Perwakilan dari Bapak Ibu Guru PAI turut ambil bagian. Dengan luwesnya memukul alat rebana untuk menambah rancaknya iringan musik dari sound sistem. Sesekali berhenti memukul. Disela-selanya alat rebana digerakkan seirama dengan musik Wonderland Indonesia.
Didampingi oleh bapak Ibu guru, mereka menampilkan tarian yang menggambarkan luasnya wilayah dan banyaknya ragam budaya Indonesia. Bineka Tunggal Ika, Berbeda-beda tetapi tetap satu, Indonesia. Kanigoro mewujud miniatur Indonesia. Ya, Kanigoro dalam Harmoni Indonesiaku.
Eh, masih ada lagi sesi penampilan dari keseluruhan personil yang hadir. Semua turun untuk bergoyang mengikuti iringan lagu Gemu Famire. Termasuk Bapak Kepala Dinas Pendidikan, Bapak Danramil, Bapak Sekcam dan Bapak Ibu Pengawas. Menyatu dengan semuanya memenuhi RTH bergoyang asyik. Semua gerak. Semua goyang. Kelihatan sangat seru.
Deklarasi Gerakan Anti Bullying
Oh iya, dalam acara resepsi tersebut, ada momen penting yang patut untuk dicatat. Sebagai wujud aksi nyata melawan aksi perundangan (bullying), dideklarasikannya Gerakan Anti Bullying. Semua lembaga memasang X Banner yang terpampang aneka tulisan anti bullying.