Ada pula yang tanpa iringan musik, dengan percakapan-percakapan sedikit konyol dan terkesan lucu, namun tetap pada koridor etika seorang guru. Ada yang joget biasa-biasa, ada pula yang jogetnya luar biasa dan kompak. Tak lupa yel-yel penuh semangat berisikan ajakan menyukseskan program SSN.
Dari segi kostum dan asesorispun tidak kalah menariknya. Bermacam-macam warna kaos dipadu dengan training dan jilbab yang senada. Tidak hanya topi sebagai asesoris, ada yang memakai selempang, ada pula yang memakai topi adat daerah Papua.
Ada lagi yang menarik, memakai kostum lengkap anggota pramuka, dengan celana kempol, baju dimasukkan, pakai kabaret lengkap dengan atributnya. Sekilas terlihat seperti seragam polisi juga. Jadi bingung juga saya, eh iya ding, Namanya saja baris kreasi, jadi semua unsur dimasukkan. Ha ha ha. Benar-benar heboh.
Melihat penampilan dengan kostum yang bermacam-macam, koreo dan lagu yang apik, siapa sangka kalau peserta lomba baris ini adalah GPAI?
Ya, mungkin ada Sebagian orang berpikir, Guru PAI itu bisannya ya ngajar agama, ngaji dan dzikir. Pakai sarung dan kopyah, pakai gamis dan terkesan konservatif gitu. Mungkin itu dulu ya, tapi sekarang Guru PAI sudah jauh lebih maju baik dalam berpenampilan maupun berinovasi dalam pembelajaran maupun penguasaan Teknologi Informasi.
Mengagumkan! Apresiasi yang tinggi dan patut berbangga hati pada semua peserta yang telah menunjukkan semangat dan kreativitasnya dalam lomba ini.
Sebenarnya ide diadakannya Lomba Baris Kreasi ini dari siapa?
Ternyata ide berasal dari KKG PAI Kabupaten Blitar yang dikomandani Bapak Nurhabib, S,Pd.I, didukung secara penuh oleh Dinas Pendidikan, Kemenag, PGRI, KPP dan K3S. Mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, bahkan Kepala Dinas Bapak Adi Andaka terlihat senang dan menyaksikan lomba hingga selesai.
Ditambah dengan kerjasama yang baik dari KKG PAI kecamatan dengan jumlah keikutsertaan 100 persen.