Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Topik Kurikulum Merdeka Bagian 1

9 Agustus 2022   22:53 Diperbarui: 10 Agustus 2022   05:03 24236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru. Kali ini saya akan berbagi artikel kembali sebagai bentuk aksi nyata dari pelatihan mandiri yang saya ikuti di Platform Merdeka Mengajar. Sebelumnya saya telah mengunggah artikel aksi nyata saya dengan topik Merdeka Belajar. Artikelnya bisa dibaca di sini.

Sekarang saya akan mengunggah artikel aksi nyata dengan topik Kurikulun Merdeka bagian 1 yaitu tentang Kurikulum.

Perlu diketahui bahwa aksi nyata yang dimaksud adalah, kita harus menyebarkan pemahaman tentang materi dalam pelatihan tersebut. Aksi nyata untuk menyebarkan pemahaman ini bisa berupa presentasi, video, poster, booklet, lagu, puisi dan lain-lain.

Saya lebih memilih aksi nyata berupa artikel karena menurut saya lebih praktis dan lebih mudah. Untuk itu sila dibaca artikel ini sampai selesai ya.

Apa itu Kurikulum dan Kurikulum Seperti Apa yang Semestinya digunakan?



Apa itu kurikulum dan bagaimana kaitannya dengan pembelajaran, ini penting agar kita dapat lebih memahami peran dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran.

Sebenarnya sampai hari ini belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal. Meskipun kurikulum sering dimaknai sebagai keseluruhan pengalaman belajar murid. Nyatanya lebih dari sekedar itu. Kurikulum itu kompleks dan multidimensi.

Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan. Jika jantungnya lemah maka proses penyaluran darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal.

Perkembangan pemikiran anak zaman sekarang sangat luar biasa. Terkadang guru dibuat kuwalahan oleh pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan anak. Banyak hal yang belum pernah diajarkan, mereka sudah mengetahuinya. Hal ini dipengaruhi keadaan saat ini yang sudah sangat maju.

Ilustrasi Gambar anak generasi alpha: tirto.id
Ilustrasi Gambar anak generasi alpha: tirto.id

Maka sebagai guru harus mendorong dirinya untuk terus belajar dan melek teknologi dan belajar untuk mengimbangi agar bisa membantu mereka. Kalau dulu guru sebagai satu-satunya sumber belajar, sekarang tidak lagi. Kemajuan teknologi membuat pengetahuan dapat diakses anak-anak tanpa batas. Membuat anak-anak  punya banyak pilihan cara belajar.

Pengalaman kita menjadi guru selama bertahun-tahun kita menganggapnya cukup mampu untuk mengantarkan keberhasilan murid dalam belajar. Padahal murid hidup pada zaman dan keadaan yang sudah berbeda. Cara berkomunikasi, cara belajar dan cara memandang diri dan lingkungannya berbeda dengan keadaan yang kita alami pada zaman kita.

Lalu keterampilan dan kompetensi apa yang dibutuhkan murid-murid kita untuk berkontribusi dalam lingkup lokal, nasional dan global? Bagaimana cara mereka belajar? Kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan?


Komponen dalam Kurikulum

Ralph W. Tyler dalam bukunya the basic principles of curriculum  mengungkapkan setidaknya ada empat komponen dalam kurikulum yaitu:

1. Tujuan
2. Konten
3. Metode atau cara
4. Evaluasi

Umumnya beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Tujuan pembelajaran atau konten,
2. Panduan pedagogi  
3. Panduan asesmen.

Ilustrasi Gambar komponen kurikulum merdeka: gurusumedang.com
Ilustrasi Gambar komponen kurikulum merdeka: gurusumedang.com


Komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid. Mulai dari kompetensi apa yang akan dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkannya.

Apa Peran dan Fungsi Kurikulum?

Peran dan fungsi kurikulum adalah sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran. Maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.

Ilustrasi Gambar fungsi kurikulum: slidetodoc.com
Ilustrasi Gambar fungsi kurikulum: slidetodoc.com

Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimal dalam 3 kerangka, yaitu:
1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol sosial.

Murid-murid kita yang beragam suku budaya, bahasa, adat istiadat dan agama harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum. Sehingga kurikulum dapat digunakan sesuai dengan konteks di mana satuan pendidikan itu berada.

Peran guru kita sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran. Kita harus tahu bahwa kurikulum nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan.

Oleh sebab itu pengembangan kurikulum sangat diperlukan di setiap satuan pendidikan.
Disinilah peran kita sebagai pemilih dan pengembang kurikulum di satuan pendidikan. Kita harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid. Begitupun dengan pembelajarannya.
Kitalah yang lebih mengetahui kebutuhan murid-murid kita, kompetensi apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mewujudkannya.

Penguatan Kompetensi dan Materi Esensial


Proyeksi pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), suatu organisasi internasional yang bergerak di bidang kerjasama ekonomi dan pembangunan, mengarahkan bahwa kompetensi tidak hanya fokus pada kognitif, sikap dan psikomotorik. Tetapi juga ada nilai yang melengkapi kompetensi murid.

Ilustrasi Gambar Logo OECD: bisnis.com
Ilustrasi Gambar Logo OECD: bisnis.com

Saat ini kualitas literasi dan numerasi kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid, untuk membangun kompetensi transformatif dengan siklus belajar antisipasi, aksi, refleksi menuju pembelajaran sepanjang hayat.

Tranformasi pembelajaran dengan paradigma baru menekankan pada penguatan kompetensi dan materi esensial atau bermakna. Bukan banyaknya materi atau konten yang didapatkan murid melainkan konten materi yang esensial dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara mendalam.

Mengembangkan Pembelajaran Inkuiri

Proses pembelajaran yang dilaksanakan salah satunya dapat menggunakan siklus pembelajaran  inkuiri yang menekankan pada rasa ingin tahu sebagai dorongan belajar yang kuat pada murid.

Ilustrasi Gambar langkah-langkah pembelajaran inkuiri: lpmpjateng.go.id
Ilustrasi Gambar langkah-langkah pembelajaran inkuiri: lpmpjateng.go.id

Pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

 Gambarannya seperti ini:
-Pentingnya rasa ingin tahu murid perlu kita munculkan.
-Rasa ingin tahu tersebut digabungkan dengan obrolan atau percakapan yang menjadi bagian dari pembelajaran.
-Pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti mengapa, apa dan bagaimana merupakan cara guru untuk menstimulasi tujuan belajar murid.
-Mengeksplorasi apa yang telah mereka ketahui sehingga menghasilkan dampak yang bermakna dalam penyelidikan penyelidikan yang mereka lakukan.

Lalu seperti apa siklus pembelajaran inkuiri itu?
1. Menyalakan rasa ingin tahu murid perlu dilakukan agar membuat imajinasi mereka berjalan dan bekerja dalam pikiran.
2. Mencari dan mengumpulkan data, fakta dan bukti dari eksplorasi apa yang mereka ketahui serta menemukan informasi baru dengan beragam keterampilan yang mereka miliki.
3. Mengorganisasi, menganalisa, menerjemahkan dan mengomunikasikan apa yang dipelajari dengan berfokus pada peningkatan keterampilan berpikir.
4. Membuat koneksi, mencoba menghubungkan dengan topik lain yang terkait dengan konteks diri murid dan lingkungannya.
5. Menyelami, mendalami dan mendorong murid mengambil makna atau esensi dari kegiatan belajarnya melalui pendidikan juga mendalami atau mengalami rasa ingin tahu lebih jauh dari pertanyaan-pertanyaan yng belum terjawab
6. Merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya.

Yang terpenting juga bahwa transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis Project.

Dengan demikian diharapkan murid dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. 

Salam dan bahagia ibu bapak guru. Semoga bermanfaat

Siti Nazarotin, S.Ag
Blitar, 9 Agustus 2022

Referensi: Modul 1  Topik Kurikulum Merdeka Pelatihan Mandiri Platform Merdeka Mengajar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun