Senja hanya mengintip sebentar pada dinding langit. Mungkin saja ia menunggu langkah kaki esok yang mengukir kita, walau kadang esoklah yang menunggu kita memanasi tungku sejarah
Legam malam tak mampu berlindung dari bayangan temaram. Seperti kita yang tenggelam di muara kisah. Menghunjam dalam diam.
Kisah terdampar pada pantai semu
Geram menerjang ombak pilu
Sampai kini tak bisa melupakan
Tergugu sembunyi dibalik  keraguan
Sunyi berarak penuhi bilik hati
Resah beruntun tak mau pergi
Kepada legam malam aku berpamitan
Temui pagi,
menatah imaji
Siti Nazarotin
Blitar, 16 Juni 2022
Puisi kolaborasi oleh: Ayu Diahastui, Zaldy Chan dan Siti Nazarotin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H