Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Peradaban Dunia dengan Cara Menerapkan Profil Pelajar Pancasila

1 Juni 2022   16:02 Diperbarui: 1 Juni 2022   16:28 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: depoedu.com

Hari ini, 1 Juni 2022 seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Mengapa Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun ini diadakan di Ende Nusa Tenggara Timur?


Dengan mengusung tema "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia", dalam amanatnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Pancasila telah menjadi bintang penuntun ketika Indonesia menghadapi tantangan dan ujian. Untuk itu, masyarakat Indonesia harus mengamalkan dan mengimplementasikan Pancasila dalam sistem kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan, dan tata kelola pemerintahan.

Presiden Jokowi memakai baju adat Ende saat menjadi inspektur upacara Hari Lahir Pancasila di Ende: YouTube Sekretariat Presiden via liputan 6.com
Presiden Jokowi memakai baju adat Ende saat menjadi inspektur upacara Hari Lahir Pancasila di Ende: YouTube Sekretariat Presiden via liputan 6.com

Diketahui bahwa Kabupaten Ende disebut sebagai Kota Pancasila. Tersebab sejarah mengatakan bahwa Presiden Sukarno pernah diasingkan di sana oleh Pemerintah Hindia Belanda selama 4 tahun. 

Selama dalam pengasingan itulah Presiden Sukarno mendapatkan inspirasi dalam perenungannya, mencetuskan konsep 5 sila dalam Pancasila. Di bawah pohon sukun beliau sering duduk berjam-jam untuk mendapatkan inspirasi. Maka pohon sukun inipun disebut Pohon Pancasila. Pohon Pancasila di Kota Pancasila Ende Nusa Tenggara Timur. Kota bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Oleh karena itu tepatlah kiranya Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila diperingati secara langsung di Kota Ende Nusa Tenggara Timur, ini. Guna mengenang peristiwa penting tercetusnya sila-sila Pancasila.

Latar Belakang Tanggal 1 Juni diperingati Sebagai Hari Lahirnya Pancasila


Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila, hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Satu tahun kemudian, pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional.

Diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila berangkat dari pidato Presiden Sokarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam rangkaian sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tentang cikal bakal tercetusnya 5 Sila dalam Pancasila. 

Inti dari 5 konsep Sukarno untuk dasar negara adalah kebangsaan, internasionalisme, permusyawaratan, kesejahteraan, dan ketuhanan. Kemudian 5 konsep diterjemahkan dalam 5 kalimat yang sampai sekarang kita kenal, yakni:

1. Ketuhanan yang maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Hingga lima sila Pancasila ini terus kita pegang sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Selamanya.

Profil Pelajar Pancasila Sebagai Sebuah Upaya Melestarikan Pancasila


Dalam dunia pendidikan sekarang ini sedang marak digaungkan apa yang namanya Profil Pelajar Pancasila. Sebagai salah satu program yang ada dalam kurikulum merdeka yang dirilis oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.

Ilustrasi Gambar: ditpsd.kemdikbud.go.id
Ilustrasi Gambar: ditpsd.kemdikbud.go.id

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. 

Hal tersebut sesuai dengan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Diharapkan setiap pelajar Indonesia bisa menerapkan nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam hal ini peran guru sangat penting. Bagaimana guru menanamkan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam setiap materi pembelajaran yang dilaksanakannya. 

Di samping guru harus kreatif mengemas pembelajaran yang memuat 6 ciri utama Profil Pelajar Pancasila, guru harus memberikan teladan dalam pengamalannya. Setiap perilaku guru harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Hal ini dilakukan karena posisi guru sebagai sosok yang keberadaannya dalam masyarakat masih dipandang dan dihormati. Perilaku guru masih menjadi teladan dalam masyarakat. Seperti ungkapan yang sudah sangat familier kita dengar, guru berarti digugu dan ditiru, diikuti dan ditirukan.

Jangan sampai guru melakukan hal-hal yang justru menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. 

Dengan demikian anak-anak diharapkan bisa meneladani perilaku guru dalam kehidupannya. Sejak kecil sampai mereka dewasa dan kemudian mereka akan menjadi sosok yang bisa diteladani pula.

Membangun Peradaban Dunia dengan Cara Menerapkan Profil Pelajar Pancasila di Lingkup Sekolah


Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan perkembangan manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman. Dibandingkan dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban tersusun atas beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hierarki sosial.

Sedangkan dunia adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut keseluruhan peradaban manusia, pengalaman manusia, sejarah, atau kondisi manusia secara umum di seluruh Bumi,[1] atau mengenai segala sesuatu yang terdapat di atasnya.

Peradaban dunia bisa diartikan sebagai perkembangan suatu masyarakat yang kompleks dan menyeluruh, menyangkut pengalaman manusia, sejarahnya dan kondisinya di seluruh bumi.

Untuk membangun peradaban dunia harus dimulai dari skala yang lebih kecil. Kaitannya sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan tentu saya melakukannya sesuai dengan ranah saya sebagai seorang pendidik.

Selaras dengan digulirkannya Kurikulum Merdeka, yang di dalamnya ada Profil Pelajar Pancasila, tentu hal ini sangat tepat dengan momen peringatan Hari Lahir Pancasila hari ini.

Sebagai upaya untuk membangun peradaban dunia yang lebih baik, makad alam menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam lingkungan sekolah, guru bisa melakukannya dengan cara bekerja dengan seluruh civitas akademik yang ada di lembaga tersebut.

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Mahaesa dan Berakhlak Mulia.

Dalam hal menerapkan peningkatan iman dan taqwa, peran guru agama sangat strategis. Posisinya sebaga garda depan dalam menciptakan suasana agamis di lembaga.

Menjadi pelopor dalam pelaksanaan seluruh kegiatan keagamaan. Baik berupa ritual ibadah sehari-hari maupun pengamalan agama dalam segi sikap dan perilaku.

Didukung oleh guru yang lainnya maka terciptalah atmosfer yang baik dalam lembaga sehingga anak didik juga akan mengikuti.

Pembiasan keagamaan seperti salat duha, baca Al-Qur'an, salat fardu berjamaah, bersedekah dan lainnya, bisa diterapkan di sekolah.

Pengamalan agama untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan, tidak hanya kita rajin beribadah kepada Tuhan dan berbuat baik dengan sesama manusia saja, namun kepada siswa juga harus ditanamkan pemahaman tentang bagaimana kita merawat dan mengelola alam semesta dengan sebaik-baiknya. Mencintai alam dan menyayangi terhadap semua makhluk tuhan.

2. Kebhinekaan Global

Dalam hal menerapkan sikap kebhinekaan tunggal, di samping memberikan penjelasan kepada anak, bahwa kita harus menghormati budaya yang ada dalam masyarakat, guru bisa mengadakan lomba-lomba yang bernuansa budaya daerah. 

Fashion show baju adat nusantara: bogor.net via Kompasiana.com
Fashion show baju adat nusantara: bogor.net via Kompasiana.com

Misalnya lomba fashion show baju adat  nusantara. Dengan cara ini siswa akan mengenal bagaimana cara mengenakan baju, cara memadukan dengan aksesoris yang tepat serta akan mengenal berbagai baju adat daerah yang ada di Indonesia.

3. Gotong royong

Dalam hal menerapkan sikap bergotong royong, guru bisa mengadakan kegiatan yang melibatkan seluruh siswa. Misalnya kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah, piket kelas, lomba menghias kelas, menata perpustakaan dan lainnya. 

Ganbar anak sedang piket kelas: bernas.id
Ganbar anak sedang piket kelas: bernas.id

Dengan demikian siswa akan mengetahui betapa pentingnya mengembangkan sikap gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Mengetahui bahwa suatu pekerjaan akan cepat selesai bila dikerjakan secara gotong royong.

4. Mandiri

Dalam menerapkan sikap mandiri, guru membimbing siswa agar dirinya bisa mandiri dalam belajarnya. Sehingga di samping memberikan tugas secara kelompok, guru harus memberikan tugas mandiri.

Peningkatan literasi sangat dibutuhkan. Yang mana bila daya literasi siswa meningkat, pengetahuan mereka bertambah, mereka bisa mengerjakan tugas tanpa dibantu orang tua, dari sini  sikap mandiri akan terbentuk.

5. Bernalar Kritis

Dalam hal menerapkan keterampilan Bernalar Kritis, guru harus membimbing siswa agar bisa mengembangkannya. Dimulai dari hal yang sederhana. 

Misalnya dalam pembelajaran, siswa diberi tugas untuk membuat pertanyaan sekaligus menjawabnya sendiri. 

Guru juga bisa memancing siswa untuk menjawab dengan memberikan pertanyaan pemantik. Maka dari itu harus menguasai dan mampu memberikan pertanyaan pemantik yang tepat. 

Pertanyaan pemantik dalam pembelajaran bisa dilakukan pada awal pembelajaran untukmengingatkan para siswa dengan topik yang akan dipelajari.

Tujuan diberikan pertanyaan pemantik untuk menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi pembelajaran.

Hal-hal tersebut diharapkan bisa menumbuhkan nalar kritis siswa, sehingga meningkatkan belajarnya.

6. Kreatif

Dalam hal menerapkan jiwa yang kreatif pada siswa, guru bisa melakukan banyak hal. Baik dalam kegiatan intra kurikuler, ko kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Misalnya, siswa diberi tugas membuat karya dari bahan botol atau gelas minuman bekas. Siswa diberi kebebasan untuk membuat apa. Maka nanti akan bermunculan ide kreatif siswa yang dituangkan dalam karyanya. Misalnya dari botol minuman bekas akan tercipta tempat minuman, tempat tissu, pot tanaman hias, mainan,  tempat pensil, hiasan jendela dan sebagainya.

Mainan Helikopter dari botol bekas minuman: 99.co
Mainan Helikopter dari botol bekas minuman: 99.co

Bisa pula dengan memberikan tugas menggambar dengan tema bebas. Sesuai dengan hobi atau benda-benda yang disukai siswa. Diwarnai sesuai dengan imajinasi masing-masing.

Misalnya menggambar pohon. Untuk daun diwarnai coklat, tidak hijau. Karena dalam pemikiran anak, daun tersebut sudah kering. Kemudian mereka juga mewarnai bunga dengan aneka warna yang berbeda. 

Dengan demikian akan tercipta daya kreativitas siswa, dan seiring dengan bertambahnya umur, daya kreativitas akan semakin meningkat.

***

Dengan menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam lingkup sekolah, berarti guru telah memberikan andil besar dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila pada para siswa, ikut andil membangun peradaban dunia agar semakin baik. 

Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila, semoga Pancasila akan terus jaya di negeri tercinta Indonesia ini. Aamiin.

Salam

Siti Nazarotin

Blitar, 1 Juni 2022

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun