Lebar-an dalam bahasa Jawa artinya Sudah-an/Setelah-an atau Sesudahnya/Setelahnya, dan kalimat ini sudah terbiasa digunakan dalam Islam ketika umat muslim Indonesia telah menyelesaikan kewajiban berpuasa, Lebaran dalam Islam yaitu Sesudah/Setelah melakukan kewajiban berpuasa dalam bulan Ramadhan, kaum muslim Indonesia lebih familier dengan kalimat Lebaran dalam merayakan Hari Kemenangan. [Wikipedia]
Dua Hari Raya Umat Islam
Di kalangan umat Islam di Indonesia dikenal ada dua hari raya yaitu hari raya idulfitri dan hari raya iduladha.Â
Hari raya idulfitri jatuh pada tanggal 1 syawal, setelah umat Islam menjalankan ibadah puasa sebulan lamanya.Â
Sedangkan hari raya iduladha jatuh pada tanggal 10 dzulhijjah. Hari raya iduladha dikenal juga dengan sebutan hari raya qurban. Dengan maksud untuk mengenang peristiwa sejarah, yakni pengorbanan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail dalam menerima perintah Allah.
Perbanyak Amalan di Bulan Ramadan
Kaitannya dengan hari raya idulfitri, setelah sebulan lamanya menjalankan puasa serta menjalankan seluruh amalan dalam bulan ramadan lainnya, umat Islam merayakan keberhasilannya. Selesai memperjuangkan ujian kesabaran menahan lapar dan dahaga, menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tercela, serta menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa.
Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Barang siapa memperbanyak amal kebaikan di bulan ramadan, maka akan dilipatgandakan pahalanya serta diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Bulan ramadan, adalah waktu mulai diperbolehkan membayar zakat fitrah. Mulai tanggal 1 ramadan sampai hari terakhir bulan ramadan.Â
Tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah untuk menyucikan diri setelah menunaikan ibadah di bulan Ramadhan. Caranya dengan memberikan beras atau makanan pokok kepada mereka yang berhak menerima zakat.
Ujian kesabaran, meraih pahala berlipat ganda, diampuni dosa-dosa, jiwa menjadi suci dengan zakat fitrah, --- kesemuanya adalah beberapa rangkaian alasan mengapa umat Islam merayakannya. Lebaran dan idulfitri adalah istilah-istilah yang familier di kalangan umat Islam untuk merayakan kemenangan tersebut.
Mudik untuk Merayakan Kemenangan Bersama Orang-orang yang Dicintai
Itulah mengapa, orang-orang yamg merantau ke kota, ke luar daerah maupun ke luar negeri, menunggu momen lebaran sebagai waktu yang tepat untuk mudik.Â
Mudik, menurut Wikipedia adalah kegiatan perantau atau pekerja untuk pulang ke kampung halaman. Sebuah tradisi yang dilakukan pada hari-hari besar seperti hari raya idulfitri, hari raya iduladha, tahun baru maupun hari besar nasional.
Kegiatan mudik ini dilakukan perantau untuk bertemu kembali dengan keluaga, orang-orang yang dicintainya, sanak famili, sahabatnya serta handai taulan. Terutama untuk sowan (menemui) orangtuanya.Â
Setelah sekian lama merantau, baik untuk tujuan bekerja maupun mencari ilmu, tentu kerinduan kepada kampung halaman tidak bisa dibendung.
Demi meruahkan kangen dengan orang-orang yang dicintai, mengeluarkan banyak biaya untuk ongkos mudik dan beli oleh-olehpun rela dilakukan.Â
Hanya karena ingin merasakan kebahagiaan berkumpul dengan orang-orang yang dicintai, bersimpuh di haribaan kedua orang tua, --- bapak dan ibu, dua orang yang dianggap keramat, orang yang sangat berjasa kepada kita.Â
Bila orang tua telah tiada, disempatkan untuk berziarah kubur mendoakannya. Oleh karena itu, mudik dianggap kegiatan yang ditunggu-tunggu dan selalu menjadi agenda tahunan.
Dalam hal mudik, Rasulullahpun pernah merasakan. Kerinduan akan kampung halaman [Mekkah], ketika beliau diusir oleh kaum kafir Quraisy dan beliau tinggal di Madinah. Jikalau tidak diusir, maka Rasulullah tidak pernah merasakan kerinduan akan kampung halaman.
Maka, momen idulfitri dan mudik itu adalah satu rangkaian. Tidak harus berada di tempat yang jauh lalu kembali ke kampung halaman, dinamakan mudik. Bukan permasalahan jauh dekatnya tapi menurut saya, asal kita kembali ke kampung halaman setelah dalam kurun waktu tertentu lama tidak bersua dengan orangtua pun teman-teman sekampung, itu juga namanya mudik.
Misalnya, saya dulu kuliah di kota Malang, setiap sebulan sekali saya pulang ke rumah orangtua, begitu pula ketika bulan ramadan, setelah kegiatan kuliah libur, maka yang ditunggu-tunggu adalah mudik ke kampung halaman.Â
Semoga lebaran tahun ini mendatangkan kesan yang indah bagi kita. Berkumpul dengan keluarga, sahabat, famili dan handai taulan dalam suasana yang penuh kebahagiaan.
Selamat Hari Raya Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin.
Siti Nazarotin
Blitar, 4 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H