Sejak kemarau membenci hujan
Payung telah lama matiDedaunan luruh berserakan
Ilalang mengering
Menghunjam kesejukan
Rentang kemarau
Di ujung musim
Berpayung kala hujan
Menyisakan kenangan
Ketika cinta
Milik berdua
Menerobos hujan
Menikmati secangkir kopi
Dan senja tanpa benci
Kau ada di sini
Payung pelangi
Jadi saksi
Cinta takkan terhenti
Meski hari berganti
Namun, tak lagi ada kidung
Usai hati terjerembab murung.
Hilang dalam pasrah
Kau menyerah?
Payung sudah lama matiÂ
Sejak kemarau membenci hujan
Kuburannya jauh di mata
Blitar, 13 September 2021
Puisi ini hasil saweran beberapa Kompasianer dari gang sapi. Mereka yang ikut saweran adalah: Engkong Felix Tani, Siti Nazarotin, Katedrarajawen, Dewi Leyly, Swarna, Rudi Gunawan, Zaldy Chan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!