PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) telah membuat aktivias saya 50 persen saya lakukan di rumah. Namanya saja bekerja dari rumah, tugas sesekali bisa saya kerjakan sambil mengerjakan tugas rumah di sela-selanya.
Apalagi kalau bukan nguprek di dapur. Ditambah nakdis juga 100 % BDR (Belajar Dari Rumah), membuat ia sering minta cemilan. Itung-itung menghemat pengeluaran dan juga menambah keahlian mengolah makanan, akhirnya sesuai dengan rekues nakdis, minta dibuatkan cemilan khas tanah Sunda, yakni Cimol.
Pengalaman Bikin Cimol Pertama Kali
Saat mau bikin cimol, ada rasa khawatir jejangan nggak jadi, atau jejangan sewaktu menggoreng cimolnya meletus dan kena di badan, atau jejangan cimolnya dalamnya nggak kopong.
Kan ciri khas dari cemilan cimol itu kopong bagian dalamnya. Sehingga sewaktu dikunyah ada sensasi ceplus-ceplus kenyal gimana gitu. Lalu apa upaya saya agar proses bikin cimol berjalan mulus tanpa ada kendala?
Browsing-browsing sudah pasti. Baik artikel cara bikin cimol maupun video tutorialnya. Hinggalah saya ambil keputusan, memberanikan diri bikin cimol dengan segala konsekwensinya, termasuk kegagalan.
Untuk meminimalisir kegagalan, terutama saat menggoreng, karena takut meletus, sayapun mempersenjatai diri. Tahu nggak, anda, saat awal-awal menggoreng, saya memakai helm.
Beneran ini. Nakdis malah terkekeh-kekeh melihat aksi saya dan tanpa sepengetahuan saya, ia memotretnya. Heboh bener ya, bikin cimol saja sampai segitunya. Wakakakak.
Lalu apa yang terjadi? Berhasilkan saya bikin cimol? Sila diikuti tulisan berikut ini. Berarti langsung ke resep saja ya.
Lets go!
Resep Membuat Cimol