"Kesetiaan adalah kekayaan termulia di dalam kalbu manusia."[Seneca]
DEMI merawat kesetiaan pada Kompasiana, saya berusaha memupuknya dengan cara rajin mengirimkan artikel. Begitupun pada hari ini. Even menulis dengan tema Cerita Rakyat, saya memilih tentang cerita yang menggambarkan kesetiaan cinta dari tokoh utamanya.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaan punya banyak cerita rakyat. Masing-masing daerah memiliki cerita rakyatnya sendiri-sendiri, di mana setiap cerita memiliki pelajaran yang dapat diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita Rakyat bisa digunakan sebagai media untuk menanamkan nilai moral positif. Maka menjadi sebuah anjuran bagi orang tua terutama sebagai seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, untuk memperkenalkan kepada anak tentang cerita rakyat ini.
Merawat Kesetiaan Pada Kompasianan dengan Mengikuti Blog Competition
Lagi-lagi Kompasiana mempunyai ide cerdas, di mana dalam even "Maraton Menulis Awal Tahun" hari ini mengambil tema Cerita Rakyat. Sebuah upaya untuk menjaga dan mengangkat kekayaan budaya Nusantara warisan leluhur kita.
Saya merasa bersyukur telah bergabung di Kompasiana ini. Banyak hal yang saya dapatkan terutama kaitanya dengan kepenulisan. Dengan mengikuti Even Maraton Menulis Awal Tahun ini, saya dituntut untuk bisa menulis dengan tema yang berbeda di setiap harinya.
Hal ini menuntut saya untuk lebih rajin membaca. Mencari referensi baik dari tulisan teman-teman di Kompasiana maupun referensi dari media lain.
Untuk menulis tema hari ini, 10 Januari 2020 tentang Cerita Rakyat, saya akan mengulas salah satu Cerita Rakyat dari Jawa Timur yaitu "Ande-Ande Lumut", cerita yang sangat populer. Bahkan cerita tentang Ande-Ande Lumut ini sudah saya kenal semenjak saya masih kecil.
Kutipan Cerita Rakyat Ande-Ande Lumut
DAHULU kala ada dua kerajaan kembar yang bernama Kerajaan Jenggala yang dipimpin oleh Raja Jayengnegara dan Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Jayengrana. Untuk menghindari terjadinya peperangan di antara kedua kerajaan tersebut, ada satu cara yaitu dengan  ikatan pernikahan. Akhirnya, Panji Asmarabangun (putra Jayengnegara) dinikahkan dengan Sekartaji (Putri Jayengrana).
Pada suatu ketika, Kerajaan Jenggala diserang musuh. Di saat pertempuran berlangsung, Putri Dewi Sekartaji melarikan diri ke sebuah desa yang jauh dari Jenggala untuk menyelamatkan diri.
Dewi Sekartaji menyamar sebagai gadis desa dan mengabdi kepada seorang janda yang kaya raya bernama Nyai Intan. Nyai Intan mempunyai tiga orang putri yang cantik dan genit. Mereka adalah Kleting Abang, Kleting Ijo, dan Kleting Biru. Dewi Sekartaji diangkat menjadi anak dan diberi nama Kleting Kuning.
Di rumah Nyai Intan, Kleting Kuning diperlakukan dengan tidak baik. Ia selalu dibentak dan disuruh melakukan banyak pekerjaan.
Sementara itu, Â pertempuran di Kerajaan Jenggala telah usai, Panji Asmarabangun sangat sedih mendapati istrinya telah pergi.
Ada titik terang, pengawalnya menceritakan bahwa ada perempuan yang mirip dengan Dewi Sekartaji namun penampilannya sangat sederhana.
Mendapat laporan seperti itu, Panji Asmarabangun menyamar dengan mengganti nama dirinya sebagai Pangeran Ande Ande Lumut dan tinggal di rumah seorang janda tua bernama Mbok Randa. Ia membuka sayembara mencari jodoh, dan berita itu cepat tersiar di seluruh pelosok desa.
Ketiga kakak angkat Kleting Kuningpun tidak ketinggalan, dengan persiapan yang matang mereka ikut sayembara memperebutkan Sang Pangeran Ande-Ande Lumut. Dan mereka melarang Kleting Kuning untuk ikut, dengan mengejeknya habis-habisan. Kleting Kuningpun tidak berminat untuk ikut, karena ia masih setia pada suaminya.
Ketika ia sedang mencuci di sungai, tiba-tiba seekor burung bangau menghampirinya. Anehnya, burung bangau itu bisa berbicara layaknya manusia dan kedua kakinya mencengkeram sebuah cambuk dan memberikan kepada Kleting Kuning serta menyuruhnya untuk ikut sayembara. Cambuk itu bisa digunakan apabila ia memhutuhkan bantuan.
Singkat cerita, semua gadis yang melamar ditolak oleh Sang Pangeran. Tinggal Kleting Kuning yang berada di barisan paling belakang.
Sang Pangeran memanggil Kleting Kuning dan memutuskan untuk memilihnya. Hal ini membuat ketiga kakak angkatnya sewot dan protes kepada Sang Pangeran, mengapa lebih memilih Kleting Kuning yang berdandan lusuh dibanding dengan mereka bertiga.
Sang Pangeran menjelaskan bahwa mereka memang cantik, namun mereka mau menuruti Yuyu Kangkang untuk menciumnya saat mereka minta diseberangkan di sungai.
Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Kleting Kuning. Ia bertahan dan menolak permintaan Yuyu Kangkang.
AKHIRNYA Paji Asmarabangun dipertemukan kembali dengan Dewi Sekartaji dan hidup bahagia dalam Kerajaan.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat "Ande-Ande Lumut
Dari Cerita Rakyat Ande-Ande Lumut terdapat banyak pesan moral yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak, antara lain:
1. Untuk mencapai cita-cita dan tujuan jangan sekali-kali menghalalkan segala cara.
2. Allah telah menganugerahkan kecantikan lahiriyah, seharusnya diimbangi dengan kecantikan hati.
3. Meskipun dalam keadaan terancam atau terjepit, harus tetap menjaga kehormatan diri.
4. Sebagai seorang laki-laki yang bertanggung jawab, harus bisa menunjukkan rasa sayang dan tanggung jawabnya kepada istri.
5. Meskipun banyak godaan, sebagai istri (wanita) harus sabar dan setia kepada suaminya (pasangannya).
DEMIKIAN tadi ulasan tentang Cerita Rakyat Ande-Ande Lumut, semoga Cerita Rakyat Indonesia semakin disukai oleh anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa. Semoga bermanfaat.
Siti Nazarotin
Blitar, 10 Januari 2020
Sumber: 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H