Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Buntil Daun Singkong Pindang Salem

3 Januari 2021   11:55 Diperbarui: 3 Januari 2021   14:44 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BEBERAPA minggu yang lalu tepatnya tanggal 11 Desember 2020 saya kirim gambar makanan yaitu Oseng Daun Singkong Teri ke grup WA Kompasianer Penulis Berbalas (KPB), seperti biasanya teman-teman selalu berkomentar macam-macam. Salah satu komentar tersebut yang masih saya ingat, saya disarankan untuk membuat Buntil Daun Singkong. Ya, komentar ini dari Kompasianer senior yaitu Mbak Muthiah Alhasany. Artikel Oseng Daun Singkong Teri bisa dibaca di sini

Menjawab Tantangan dari Mbak Muthiah Alhasany.

Semacam mendapat tantangan gitu, dalam hati saya berjanji, semoga saya bisa mempraktikkan. Dan hari inilah saya berhasil menjawab tantangan tersebut.

Hai Mbak Muthi'! Terima kasih atas tantangannya ya. Saya menjadi terpacu untuk mewujudkan sekaligus bisa menjadi ide menulis saya hari ini. Saya tunggu tantangan berikutnya. Boleh juga dari Kompasianer yang lain. Tapi tantangannya jangan sulit-sulit lo. Nanti saya kewalahan sehingga takbisa memenuhinya. He he he.

Selanjutnya silakan diikuti tahap demi tahap membuat Buntil Daun Singkong Pindangnya ya.

Resep Buntil Daun Singkong Pindang Salem.


Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Daun sereh untuk mengikat Buntil | Foto: Siti Nazarotin
Daun sereh untuk mengikat Buntil | Foto: Siti Nazarotin
Bahan-bahan:

60 lembar daun singkong (pilih yang lebar)
6 ekor pindang (ukuran sedang), ambil dagingnya saja dan suwir kecil-kecil.
250 kelapa parut
750 ml santan kental
12 siung bawang merah
6 siung bawang putih
30 buah cabe rawit
4 buah cabe merah
1/4 ruas kencur
1/2 ruas lengkuas
1/2 ruas kunyit
5 butir kemiri
3 lembar daun jeruk purut
3 lembar daun salam
Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya
28 lembar daun sereh (untuk tali, bisa juga memakai benang kasur)


Cara Membuat:

1. Rebus daun singkong selama 10 menit, tiriskan (biarkan lembarannya utuh).

2. Blender semua bumbu kecuali daun salam dan daun jeruk purut (waktu memblender bisa ditambahkan air).

3. Tumis bumbu yang sudah diblender sampai air blenderan habis, beri 5 sdm minyak goreng, tumis kembali sampai harum, tambahkan gula,  garam dan kaldu bubuk, sisihkan separo atau lebih banyak bumbu yang sudah ditumis.

4. Campurkan kelapa parut, pindang suwir dalam bumbu yang tersisa di wajan, tumis hingga semua bahan tercampur, cek rasa, pindahkan ke dalam wadah lain.

5. Tata 4-5 lembar daun singkong dengan posisi 2 diagonal 2 vertikal.

6. Ambil 2 sdm  bumbu isian, taruh pada tengah-tengan daun singkong, gulung pelan-pelan sampai bumbu terbalut, ikat dengan daun sereh. Pastikan 4 sisi diikat rapi sehingga buntil tidak berhamburan saat direbus dengan kuah. Lakukan terus sampai daun singkong habis.

7. Kukus gulungan buntil selama 10-15 menit.

8. Tumis kembali bumbu yang disisihkan tadi, masukkan 750 ml santan, tunggu sampai mendidih.

9. Masukkan buntil yang telah dikukus ke dalam kuah, rebus kembali sampai buntil tercampur dengan kuah dan santan menyusut.

10. Buntil Daun Singkong  Pindang Salem sudah matang.

Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Buntil sudah mataaaang...| Foto: Siti Nazarotin
Buntil sudah mataaaang...| Foto: Siti Nazarotin
Amboi, lezatnya! Buntil Daun Singkong Pindang menemani sarapan di hari minggu saya. Luar biasa nikmatnya. Gurih dan lezat, aroma pindang berpadu dengan parutan kelapa, merasuk dalam buaian aneka rempah terbungkus rapi dalam balutan daun singkong.

Hmmm, baunya menguar ke mana-mana. Akhirnya kesampaian juga membuat Buntil Daun Singkong Pindang Salem.

Mengikat Buntil dengan Daun Sereh, Menarik dan Lebih Alami.

Untuk tali pengikat, saya sengaja menggunakan daun sereh, karena menurut saya lebih ramah terhadap makanan dibandingkan apabila menggunakan benang. Pun tampilan Buntil lebih menarik dan alami. Meskipun membuatnya membutuhkan kesabaran dan ketelatenan.

Melihat hasilnya saya sangat puas. Ternyata kesabaran dan ketelatenan saya berbuah manis.

Sejarah Masakan Buntil

Seperti yang saya kutip dari viva.co.id bahwa Buntil berasal dari kata dibungkus dan diuntil-until (diikat-ikat). Makanan berisi parutan kelapa dicampur teri atau pindang yang dibumbui dan dibungkus dengan daun singkong. Bisa juga dibungkus dengan daun pepaya dan daun keladi muda. 

Masih menurut viva.co.id, makanan Buntil ini berasal dari daerah Muntilan Magelang Jawa Tengah.

Sedangkan menurut alamatpalsumapa.blogspot.com, Buntil merupakan makanan khas dari Banyumas. Buntil Banyumasan dibedakan menjadi tiga macam. Sesuai dengan pembungkusnya. Bila dibungkus dengan daun singkong, disebut Buntil Singkong. Bila dibungkus dengan daun pepaya, disebut Buntil Pepaya. Begitu juga bila dibungkus dengan daun talas, maka disebut Buntil Daun Talas.

Menurut viva.co.id Buntil berasal dari Muntilan Magelang, menurut alamatpalsumapa.blogspot.com, Buntil berasal dari Banyumas. Lain pula menurut budparbanjarnegara.com, menurutnya Buntil merupakan makanan asli dari daerah Banjarnegara. 

Di Banjarnegara ini ada yang unik, selain dibungkus dengan daun singkong, daun pepaya dan daun talas, Buntil juga dibungkus dengan daun Cekla-cekli. Nah ini nih yang membuat saya penasaran. Daun cekla-cekli itu wujudnya seperti apa?

Setelah browsing-browsing, akhirnya saya menjadi tahu bahwa daun cekla-cekli itu adalah daun kenikir. Daun kenikir yang selama ini sudah sangat saya kenal. Sebagai salah satu sayuran yang bisa dikonsumsi dengan cara direbus dulu maupun dimakan sebagai lalapan. 

Ternyata di Banjarnegara,  ciri khas Buntil dibungkus dengan daun cekla-cekli atau kenikir. Bertambah lagi nih referensi saya.

Makanan Buntil ini juga terkenal di daerah Turki dan Yunani lo. Namun Buntil di sana dibungkus dengan daun anggur muda dan diisi dengan nasi.

Terlepas dari daerah mana Buntil pertama kali diperkenalkan, yang jelas Buntil adalah makanan asli Indonesia terutama daerah Jawa. Kita patut bangga menjadi bangsa Indonesia yang sangat kaya akan budaya termasuk budaya kulinernya, dan kita wajib menjaga dan melestarikannya.

Buntil Bisa Dijadikan Ide Jualan.

O iya, Buntil ini adalah salah satu makanan yang cukup familiar. Di kedai-kedai makan banyak menyajikan Buntil sebagai salah satu menunya. Buntil biasanya dijual perbiji. Satu biji Buntil dijual dengan harga mulai dari 3500 - 5000 rupiah.

Dengan banyaknya bahan sesuai yang tertera pada resep di atas, saya bisa membuat 14 buah Buntil. Kalau dijual dengan harga 4000 ribu perbiji, maka saya akan mendapatkan uang 56000 ribu.

Dengan kalkulasi semua bahan dan tenaga habis 30000 rupiah, maka keuntungan nya sekitar 26000 rupiah. Wah, jika dijadikan ide jualan oke juga ya. Hitung-hitung menambah pemasukan keuangan keluarga.

Bagaimana, anda minat membuat Buntil untuk dijual? Atau hanya sekadar untuk dinikmati oleh keluarga? Suka-suka saja ya.

Demikian tadi resep Buntil Daun Singkong Pindang, telah saya bagikan. Semoga bermanfaat.

Salam kuliner.

Siti Nazarotin
Blitar, 3 Januari 2020

Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
Sumber 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun