"Tak ada gading yang tak retak " Artinya tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
PERIBAHASAÂ ini mengingatkan kita kalau di dunia ini takada satupun orang yang sempurna. Semua pasti mempunyai kekurangan. Kuncinya adalah, bagaimana kita bisa mempergunakan kekurangan kita itu sebagai keunikan dan membawa keuntungan buat diri kita sendiri. Atau bagaimana kita memperbaiki kekurangan itu agar kelebihan yang tampak dan kekurangan semakin tak terlihat.
Peribahasa di atas erat kaitannya dengan bagaimana seseorang tampil di depan umum. Tampil di depan umum memang butuh persiapan. Baik persiapan materi maupun mental. Dibutuhkan pula penampilan yang mendekati sempurna (karena tidak ada manusia yang sempurna) agar tidak mengecewakan.
Pengalaman Pribadi Mengisi Sebuah Acara
Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan saya bagikan sedikit pengalaman saya dalam mempersiapkan diri, kaitannya tampil mengisi sebuah acara tertentu.
Saya bukan merasa sok pengalaman, apalagi sok profesional, tidak sama sekali.
Berangkat dari permasalahan di atas, izinkan saya melanjutkan goresan ini ya.
Saya sering mendapat tugas menjadi MC, membaca Al-Qur'an, atau pengisi acara lainnya.
Meskipun acara tersebut skalanya kecil, katakanlah acara tingkat RT, RW, atau Kecamatan, tetap saja dibutuhkan persiapan. Apalagi pada skala yang lebih besar, tingkat kabupaten bahkan nasional.
Jangan pernah meremehkan sebuah acara sekecil apapun. Ingat! Kita terampil dan percaya diri tampil di depan umum dengan pendengar skala besar, latihannya juga dari acara yang berskala kecil.
Tujuh Hal yang Saya Persiapkan Sebelum Tampil Mengisi Sebuah Acara.
Berikut tujuh hal yang saya persiapkan sebelum tampil mengisi acara:
1. Kuasai materi.
Menjadi sebuah keharusan bagi pengisi acara untuk menguasai materi yang akan disampaikan pada acara tertentu.
Semisal saya ditugasi membacakan Ayat-ayat Suci Al-Qur'an. Saya akan menentukan Maqra' (lagu dalam tilawah) yang akan saya bawakan.
Setelah saya tentukan, maka mulailah saya mengulang-ulang membaca Maqra' tersebut sampai beberapa jam sebelum saya tampil.
Hal ini dimaksudkan agar Maqra' yang saya bawakan semakin saya kuasai dan meminimalkan kesalahan.
2. Cari Pendengar Pertama
Yang dimaksudkan pendengar pertama di sini adalah, sebelum saya tampil membaca Al-Qur'an di depan umum, saya akan minta seseorang untuk mendengarkan suara saya.
Saya akan minta untuk dinilai, sekaligus dikoreksi kekurangannya di mana. Tentunya orang yang kita tunjuk sebagai pendengar pertama adalah guru kita atau orang yang menguasai bidangnya.
3. Persiapan Fisik
Tampil di depan umum tentunya tidak cukup hanya menguasai materi yang akan disampaikan, namun faktor pendukung yang takkalah pentingnya adalah penampilan fisik.
Mengenai penampilan fisik ini antara lain tentang busana dan asesoris yang saya pakai. Baju harus sesuai dengan acara, begitu juga dengan asesoris lainnya. Misalnya kalau acara resmi, saya memakai baju resmi, asesoris tidak berlebihan, Â dan memakai sepatu. Riasan wajah juga seperlunya saja.
4. Persiapkan Mental
Tampil di depan umum memang kadang membuat saya gemetaran dan tak jarang rasa grogi menyertai. Hal ini saya alami apabila tampil di depan pendengar yang berskala besar.
Pendengar dari para tokoh pemerintahan maupun tokoh masyarakat juga membuat saya cukup nervous bukan kepalang. Seperti yang saya alami kemarin (28/12/2020) pada waktu tampil membaca Ayat-ayat Suci Al-Qur'an pada acara Doa Bersama yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yang disiarkan live dan diikuti oleh seluruh keluarga Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.Â
Hal inilah yang mau saya sampaikan kepada anda yang ingin tampil tanpa ada perasaan grogi dan gemetaran. Setidaknya bisa mengurangi kesalahan waktu tampil.
Pengalaman saya tampil di depan pendengar yang berlatar belakang berbeda, banyaknya pendengar, ketersediaan sarpras -- hal ini sangat mempengaruhi keadaan mental saya -- yang pada akhirnya mempengaruhi penampilan saya.
Di sini memang diperlukan jam terbang. Semakin sering kita tampil di depan umum, maka semakin percaya diri. Ingat! Pengalaman adalah guru yang terbaik.
5. Berdoa
Semua persiapan sudah saya lakukan. Kini waktunya saya bermunajat kepada Allah SWT. Mohon agar diberikan kelancaran dalam mengisi acara.
Hal ini sangat penting, karena sebaik-baik rencana, sebaik-baik persiapan yang saya lakukan, -- penentu keberhasilan adalah Allah--.
6. Minta Doa Restu Suami
7. Datang Lebih Awal
Setiap mendapat tugas mengisi acara yang sifatnya tunggal (tidak tampil dalam grup), saya selalu berusaha untuk datang lebih awal.
Hal ini bertujuan untuk menguasai panggung. Kita amati suasana panggung, kita amati tempat dan pendengar yang datang. Hal ini akan lebih menguatkan penguasaan panggung, sehingga diharapkan penampilan kita akan lebih baik. Paling tidak, akan mengurangi kesalahan.
Waktunya Menghibur Diri
KALAU semua langkah-langkah di atas telah saya lakukan, namun pada kenyataannya penampilan saya kurang memuaskan atau saya melakukan sedikit kesalahan, saya berusaha menenangkan hati. Saya berusaha menghibur diri dengan mengatakan, "manusia tidak ada yang sempurna, manusia tempatnya salah dan lupa, siapapun punya peluang yang sama untuk melakukannya". Hal ini sangat penting agar mental saya tidak jatuh dan tetap percaya diri untuk menjalankan tugas-tugas berikutnya.
Demikian tadi tujuh hal yang saya persiapkan ketika mendapat tugas mengisi sebuah acara.
Bagaimana dengan anda? Apa saja yang anda lakukan? Yuk berbagi pengalaman dengan saya. Semoga artikel ini bermanfaat.
Salam takzim
Blitar, 29 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H