Saat ini genap dua tahun, ibu saya menghadap keharibaan Tuhan. Ingatan saya tentang beliau, masih sangat lekat dan takakan pernah pudar selamanya.
Sosok ibu bagi saya adalah sosok teladan dalam segala hal. Sikap, keteguhan hati, kemandirian, sampai pada ketrampilan beliau memasak.
Ibu Saya Sangat Terampil Memasak.
Sebagai layaknya seorang ibu rumah tangga, ibu saya sangat piawai dan terampil memasak. Mulai dari sekadar menu sederhana sampai menu yang ribet, beliau bisa.
Kebiasaan di keluarga kami, masak apapun selalu menggunakan santan. Hanya sesekali saja ibu memasak tanpa santan. Kebiasaan itu juga yang saya warisi hingga kini. Meskipun saya juga sering memasak tanpa santan.
Ibu, sebagaimana kaum dahulu, dalam memasak masih menggunakan tungku dari tanah dengan api dari kayu bakar. Peralatan masakpun masih sangat sederhana. Semua itu ibu lakukan dengan telaten dan senang hati.
Kesabaran Ibu Patut Diteladani
Dalam sehari ibu saya sering memasak lebih dari satu menu masakan. Hal ini karena bapak saya orangnya agak rewel. Tidak semua menu masakan disukainya. Tidak semua sayuran cocok buat bapak saya.
Jika ibu ingin masak salah satu menu favoritnya, namun kebetulan bapak tidak suka, maka ibu akan memasak dua menu masakan. Satu buat memuaskan seleranya sendiri, satu buat melayani kesukaan bapak.
Begitu sabarnya ibu, kadang ketika menanak nasi dan hasilnya agak lembek, maka ibu akan mengulanginya. Karena bapak tidak menyukai nasi yang lembek. Banyak hal yang menunjukkan kesabaran ibu.
Lodeh Ubi Jalar Putih Campur Tempe Bumbu Petai, Resep Warisan Ibu