Semenjak bergabung di kompasiana, banyak ilmu dan pengalaman yang sudah saya dapatkan. Ilmu bagaimana cara menulis yang baik. Banyak syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti ketika kita menulis di media sosial manapun, termasuk Kompasiana.Â
Saya bergabung di Kompasiana masih setahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 4 Maret 2019. Awal-awal bergabung tentunya saya masih sangat canggung.
Pengalaman yang tak terlupakan
Selain penyebutan sumber gambar, ada pengalaman yang sangat berharga yang sampai saat ini masih saja saya rasakan. Setiap tulisan saya yang mendapat label pilihan, rasanya senang banget. Seperti mendapatkan anugerah apa gitu. Begitu juga sebaliknya, Â kalau tulisan saya tidak diberi label atau sering kita sebut dengan istilah "Peang", rasanya seperti kiamat.
Padahal kita menulis tujuannya tidak sekedar mendapatkan label pilihan, Head Line (HL) maupun Feature Article (FA) kan? Seperti disampaikan Mbak Muthiah Kompasianer senior, " Nggak usah mikir label, pokoknya nulis saja, meskipun tulisan kita tak berlabel dan kelihatan sepele, pasti akan ada pembacanya, akan ada orang yang mendapatkan manfaat dari tulisan kita".
Namun tidak bisa dipungkiri, siapapun yang nulis di Kompasiana jika tulisannya mendapat label pilihan, HL atau FA pastilah sangat senang. Peang ingin biru, sudah biru ingin HL, sudah HL ingin FA dan seterusnya.
Awal-awal bergabung di Kompasiana, saya banyak menulis Fiksi, khususnya puisi. Beberapa puisi saya juga mendapat label biru.
Namun semakin ke sini entah kenapa puisi saya kok seperti garing gitu ya. Atas saran beberapa teman di grup WAG yang anggotannya puluhan Kompasianer, saya disarankan untuk menulis artikel.
Intens Menulis Artikel Kuliner