Bukan kemeriahan yang diutamakan namun lebih kepada rasa pasrah dan menghambakan diri kepada Allah. Sejatinya manusia itu lemah di hadapan Allah. Di hari yang fitri, dengan penuh kerendahan hati untuk memohon ampunan kepada Ilahi Rabbi atas semua dosa yang telah dilakukan. Harapannya sesuai dengan namanya Idul Fitri, mudah-mudahan menjadi pribadi yang kembali suci. Suci lahir dan batin.
2. Tidak bisa berkumpul dengan keluarga jauh.
Keadaan ini tentunya sangat menyedihkan. Biasanya Idul fitri selalu berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman, namun saat ini tidak bisa dilakukan. Diperlukan kesadaran dan sikap yang dewasa untuk menghadapinya.
3. Pembatasan silaturrahmi.
Namun untuk tahun ini justru sebaliknya, adanya himbauan untuk membatasi silaturrahmi secara langsung bahkan meniadakannya dan diganti dengan silaturrahmi online. Lihat juga artikel ini
Bicara silaturrahmi online sebenarnya sudah kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin maju. Banyaknya media online yang bisa kita pakai untuk menyambung silaturrahmi.
Maka tahun ini silaturrahmi online semakin dianjurkan. Banyak kiriman ucapan selamat Hari Idul Fitri yang aku terima lewat WAG, face book, IG maupun media sosial lainnya. Perlu diingat bahwa esensi silaturrahmi adalah sambungnya rasa persaudaraan, tampa harus bertemu langsungpun bisa kita lakukan.
Sesuatu yang berbeda dari biasanya, Â memang tidak serta merta bisa diterima oleh siapapun. Namun seiring dengan berjalannya waktu, dan semakin banyaknya himbauan dari pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, semoga semua lapisan masyarakat akan tumbuh kesadaran akan pentingnya melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanakan perayaan Idul Fitri, dalam keterbatasan ini.
Jadi, Idul Fitri saat  Pandemi menurutku adalah momen Lebaran yang sangat berkesan.