"Alhamdulillah".
Sayup kudengar percakapan putriku dengan ayahnya di ruang keluarga. Sementara aku sibuk di dapur melanjutkan bikin roti kacang yang sempat tertunda karena ada tamu.
Aku bergegas ke ruang keluarga, menanyakan kejelasan dari apa yang aku dengarkan. Ternyata memang benar.
Sontak saja aku bagi tugas untuk prepare persiapan Hari Raya besuk. Anakku aku tugasi menata kue di atas meja untuk tamu yang akan datang besuk.
Sementara suamiku melanjutkan bikin papan penyangga timba untuk cuci tangan yang akan diletakkan di depan rumah. Aku melanjutkan ngoven roti kacang yang tinggal satu loyang dan hampir matang.
Untung kemarin aku dan suami telah berziarah kubur. Beras zakat fitrah juga sudah aku bagikan kepada yang berhak. Sedikit parcel yang isinya  sangat sederhana juga sudah aku bagikan kepada orang yang aku pandang kurang mampu dan famili dekat.
Karena Idul Fitri kali ini beda dengan kebiasaan tahun lalu, persiapanku juga tak seperti biasanya.
"nggak bikin Tape Ketan Buk"?
"Enggak Yah, Lebaran tahun ini kita dihimbau untuk membatasi silaturrahmi secara langsung kan?"
Tahun ini silaturrahmi secara langsung dibatasi dan nyaris ditiadakan, maka aku putuskan tidak membeli banyak kue, dan tidak bikin jajanan basah seperti tahun-tahun lalu.