Harus sabar dan telaten menghadapi anaknya sendiri yang kadang menjengkelkan. Kerap kali mereka marah-marah karena merasa kesulitan mengendalikan anaknya sendiri. Mereka menyadari, ternyata betapa sulitnya bertindak sebagai guru. Eee baru tahu ya.
Bagi anak, belajar di rumah merasa kurang lengkap, karena penjelasan orang tua sering tidak memuaskan mereka. Tidak bisa ketemu guru dan teman-teman. Dan bahkan mereka merasa bahwa orang tua, Â kebanyakan ibu yang banyak berperan, lebih galak dari pada guru. Nah lo.
Mereka berharap, kita semua berharap, semoga Coronavirus segera berakhir, bisa kembali ke sekolah. Belajar normal seperti biasanya. Bertemu dengan guru dan teman-temannya. Belajar di dalam ruang kelas dan memakai seragam sekolah tentunya.
Semoga harapan mereka, harapan kita semua segera terwujud.
Terakhir, sebuah pantun di bawah ini agaknya cocok untuk menggambarkan pikiran anak yang sedang menjalani kegiatan belajar di rumah
Beli Celana di Pasar Baru
Terkena paku di segala penjuru
Wahai Corona cepatlah berlalu
Sebab mamaku tak cocok jadi guru
Sudah pasti bukan kangguru
Karena bulunya berwarna merah
Mamaku tak cocok tuk jadi guru
Sebab ngajarnya slalu marah-marah
Ikan Tuna dan ikan Lohan
Bila beradu Si Tuna kalah
Wahai Corona enyahlah jangan bertahan
Kami rindu ibu bapak guru di sekolah
Demikian tulisan tentang suka duka belajar di rumah, semoga bermanfaat.
Siti Nazarotin
Blitar, 26 Maret 2020
*Pantun dari WAG dan sebagian telah diedit