Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pengalaman Menjual Sayur Siap Saji dan Peluangnya yang Besar Sekali

9 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 10 Maret 2020   01:17 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Lumajangsatu.com

Saat ini baik di kota maupun di desa banyak kita jumpai pedagang sayur siap saji. Maraknya pedagang sayur siap saji sangat memudahkan para ibu yang tidak punya waktu lagi untuk memasak, disebabkan karena kesibukan kerja ataupun masih mempunyai anak kecil sehingga tak sempat memasak. 

Begitupun denganku. Berangkat pagi pulang sore sudah menjadi rutinitas setiap hari. Sehingga akupun memanfaatkan jasa penyedia sayur siap saji tersebut. Kalau lagi malas atau memang karena lagi capek, aku hanya menanak nasi dan tinggal beli sayur siap saji beserta lauknya.

Ada 4 penjual sayur siap saji di kampungku. Mereka adalah Mbak Ndari, Mbak Tin, Mbak Luluk dan Pak Waris. Buka setiap hari mulai pukul 04.30 sampai jam 07.00 mereka sudah siap melayani semua pelanggan termasuk diriku.

Warung siap saji milik Mbak Ndari/ dok.pri
Warung siap saji milik Mbak Ndari/ dok.pri
Masing-masing punya menu andalan dan masing-masing punya ciri khas dari segi cita rasanya. Misalnya, Mbak Tin mempunyai menu andalan sayur lodeh Ontong dan menjengnya yang mantap. 

Mbak Ndari mempunyai menu andalan Buntil dan Bakwan jagung yang lezat. Sedangkan Mbak Luluk mempunyai menu andalan sambel terong dan ayam bakarnya yang maknyus. Begitu juga dengan Pak Waris mempunyai menu andalan tersendiri.

Masing-masing dari mereka juga mempunyai pelanggan setia. Mereka seakan berlomba untuk mendapatkan pelanggan yang banyak. Dengan memperhatikan cita rasa dan kebersihan dari dagangannya, sudah tentu dagangan mereka laris manis diserbu para ibu, dan tak jarang para bapak yang juga banyak menjadi pelanggan sayur siap saji ini.

Kalau dipikir-pikir memang lebih praktis dan irit, beli sayur siap saji daripada masak sendiri. Sayur siap saji di kampungku rata-rata harganya sama.

Satu bungkus sayur hanya dijual dengan harga 5000 rupiah. Gorengan, seperti tempe goreng, bakwan, menjeng, perbiji dijual dengan 500 rupiah. 

Buntil dijual dengan harga 3500 rupiah. Ayam bakar perbiji dijual dengan harga 6000 rupiah. 

Bothok teri dan bothok lamtoro perbiji dijual dengan harga 1000 rupiah. 

Hati ayam dan sayap bumbu kecap pedas perbiji dijual dengan harga 3500 rupiah.

Warung sayur siap saji milik Mbak Tin/ dok.pri
Warung sayur siap saji milik Mbak Tin/ dok.pri
Dan masih banyak lagi menu masakan yang mereka sediakan rata-rata dengan harga yang relatif murah. Apa tidak enak dan mudah tuh? Dan cita rasanya juga tidak usah diragukan lagi.

Dengan pertimbangan, kalau masak sendiri, misalnya punya uang 25 ribu, kemungkinan hanya bisa memasak dengan satu menu masakan dan lauk 1 macam saja. Itu belum capeknya tenaga mulai dari proses memasak sampai bebersih alat-alat masak.

Sedangkan kalau beli sayur siap saji, dengan uang 25 ribu sudah bisa beli beberapa menu makanan sekaligus lauknya. Misalnya 1 bungkus sayur lodeh, 1 bungkus sayur bening, 1 bungkus oseng kangkung, hanya menghabiskan uang 15 ribu. Sisanya untuk beli lauk bakwan atau menjeng.

Waaah, lebih irit dan praktis! Irit dari segi ekonomi dan  praktis dari waktu dan tenaga. Bukan berarti aku mendukung ibu-ibu untuk malas memasak lo ya. Hanya sekedar berbagi info saja. Bahwa  peluang penjual sayur siap saji ternyata sangat besar.

Karena aku amati, ternyata yang membeli sayur siap saji ini, tidak hanya wanita pekerja atau wanita yang disibukkan dengan momong anaknya yang masih kecil saja. Namun para ibu rumah tangga biasa yang nota bene tidak terlalu sibuk, mereka juga banyak yang memilih membeli sayur siap saji.

Pertimbangannya ya seperti yang ku ungkapkan di atas, lebih irit dan praktis. Dan bukankah hal ini bisa dikatakan saling menguntungkan satu sama lain? Penjual sayur siap saji mendapatkan keuntungan dan pembelipun mendapatkan kemudahan.

Tapi saya tekankan di sini bahwa, kepuasan wanita adalah menyajikan hasil masakannya sendiri kepada keluarga tercintanya. Maka sekali waktu kita sebagai wanita harus tetap turun ke dapur. Betul nggak sih?

Semuanya kembali pada pilihan masing-masing. Mau masak sendiri ataukah membeli sayur siap saji dengan niat ikut berbagi rezeki.

So, bagi anda yang ingin membantu suami menambah penghasilan untuk keluarga, ini adalah peluang yang baik. Kenapa tidak dicoba?

Semoga bermanfaat

Siti Nazarotin
Blitar, 9 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun