Di zaman saat ini, dimana teknologi yang semakin berkembang pesat. Masyarakat lebih sering menghabiskan waktu dengan bermain media sosial, sehingga terjadi kurangnya minat masyarakat terhadap cerita rakyat.
Namun, adapula sisi positif terhadap perkembangan teknologi saat ini, karena dari teknologi itu masyarakat menjadi tahu akan informasi tentang acara-acara pertunjukan tentang cerita rakyat.
Nah, kira-kira yang salah itu darimana nya yaaa sobs?
Mari kita bahas lebih lanjut....
Indonesia merupakan negara yang terdapat banyak sekali suku,kebudayaan dan adat istiadat. Sehingga banyak sekali cerita-cerita rakyat dari zaman dahulu yang sampai saat ini masih sering kita dengar di telingan kita.
Menurut Hutomo (Emzir, 2009: 8) bahwa,"Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi kesastraan warga suatu kebudayaan yang penyampaiannya dan penyebarannya disebarkan dan diinstrumenkan secara lisan yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut".
Dari Sebuah Jurnal Investigasi, Cerita rakyat merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Namun, pada kenyataannya, minat masyarakat terhadap cerita rakyat kian menurun.
Kira-kira kenapa ya sobs kurangnya minat masyarakat terhadap cerita rakyat? Padahal kalau kita sudah mengetahui cerita rakyat itu seru lho dan sudah pasti dapat menambah wawasan kita tentang suku, kebudayaan dan adat istiadat yang ada di Indonesia.
Nah adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Kurangnya minat masyarakat terhadap cerita rakyat :
1. Kurangnya minat baca di kalangan masyarakat. Faktor utama yang menjadi permasalahan kita saat ini ialah, terdapat kurangnya minat baca pada masyarakat nih sobs. menurut hasil riset yang telah di lakukan oleh UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! Termasuk dalam membaca cerita rakyat, semakin menurun. Masyarakat, terutama generasi muda, cenderung lebih tertarik pada hiburan digital seperti gawai dan media sosial.
2. Kurangnya pendongeng saat ini. Zaman dahulu, cerita rakyat di ceritakan secara lisan melalui pendongeng. Namun, kini tradisi tersebut semakin langka. Hilangnya regenerasi pendongeng membuat cerita rakyat semakin asing di telinga masyarakat.
3. Masuknya budaya asing ke Indonesia. Saat ini di Indonesia terdapat banyak sekali masuknya budaya asing yang tengah populer di kalangan masyarakat. Dari masuknya budaya asing ke Indonesia membuat cerita rakyat terpinggirkan karena kalah saing nih sobs dengan karakter dan cerita yang dikemas secara modern.Â
Jadi kira-kira gimana ya caranya untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap cerita rakyat?
Mari kita cari tahu jawabannya....
Adapun cara meningkatkan minat masyarakat terhadap cerita rakyat :
1. Kenali cerita rakyat sedari kecil. Nah, untuk orang tua dan pendidik memiliki peran penting nih untuk mengenali cerita rakyat ke anak-anak sedari kecil. Contohnya seperti membacakan dongeng sebelum tidur, mengajak anak untuk menonton pertunjukan cerita rakyat dan memberikan anak tontonan tentang cerita rakyat.
2. Pemanfaatan teknologi saat ini. Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, masyarakat harus bisa memanfaatkan dan menggunakan teknologi dengan baik dan benar. Contohnya cerita rakyat bisa di bentuk dan di kemas dalam bentuk digital secara menarik. Seperti animasi film,web series dan permainan interaktif.
3. Pelestarian untuk pendongeng. Tidak hanya orang tua, anak muda pun bisa lho menjadi pendongeng. Asal mau belajar dan mencoba. Nah, seperti ini perlu di adakan lho sobs. Kenapa? Karena untuk menciptakan dan melahirkan pendongeng - pendongeng baru.
Secara kesimpulan, kurangnya minat cerita rakyat di kalangan masyarakat menjadi masalah serius yang perlu di tangani segera nih sobs. Jadi ayo kita tingkatkan literasi di Indonesia dengan mulai membaca, memahami dam mengetahui cerita-cerita rakyat yang ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H