Mohon tunggu...
SitiNadira
SitiNadira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Definisi dan Sejarah Perkembangan Aliran Qadariyah

8 Oktober 2018   22:24 Diperbarui: 8 Oktober 2018   22:58 11970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Definisi dan Sejarah Perkembangan Aliran Qadariyah

A. Definisi Aliran Qadariyah dan Pemikirannya

Mereka atau penganut aliran Qadariyah adalah fiqrah yang mengingkari ilmu Allah terhadap perbuatan sebelum terjadi, dan Allah belum membuat ketentuan apa-apa. Mereka menyatakan bahwa tidak ada takdir, semua perkara adalah kejadian yang baru ada pada saat terjadi. Dan sebelum perkara terjadi Allah tidak menentukan dan tidak mengetahuinya, serta hanya tahu setelah terjadi. Dan mereka menyatakan bahwa Allah bukan pencipta perbuatan manusia dan tidak menentukan apa-apa.

Kata Qadariyah itu sendiri berasal dari qadara yang memiliki dua pengertian yaitu berani memutuskan dan juga berani mempunyai kekuatan atau kemampuan. Sedangkan Qadariyah yang dimaksud di sini adalah suatu paham bahwa manusia mempunyai kebebasan berkehendak dan punya kemampuan untuk berbuat. Kelompok yang menganut aliran ini berkeyakinan bahwa semua perbuatan manusia terwujud karena kehendaknya dan kemampuan manusia itu sendiri. Manusia dapat melakukan sendiri semua perbuatan sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Menurut aliran Qadariyah manusia berkuasa terhadap perbuatan-perbuatannya sendiri. Manusialah yang mewujudkan perbuatan-perbuatan baik atas kehendak dan kekuasaannya sendiri dan merekalah pula yang melakukan dan menjauhi perbuatan-perbuatan jahat atas kemauan dan kemampuannya sendiri. Dalam paham ini manusia meredeka atau bebas dalam tingkah lakunya. 

Perbuatan baik atau perbuatan jahat, semuanya dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan kehendak bebas dan pilihannya serta kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian paham ini menolak anggapan bahwa nasib manusia ditentukan oleh Tuhan semenjak azali, dan manusia berbuat atau beraktivitas hanya mengikuti atau menjalani nasib yang sudah ditentukan itu.

Al-Lalikai meriwayatkan dari Imam Asy-Syafi'i berkata, Qadari adalah orang yang menyatakan bahwa Allah tidak menciptakan apa-apa hingga dikerjakan. Imam Abu Tsaur ditanya tentang Qadariyah, jawab beliau Qadariyah adalah orang yang mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan perbuatan hamba-Nya dan Allah tidak menentukan dan menciptakan perbuatan maksiat pada hambanya. 

Dari Al-Khallal bahwa Imam Ahmad ditanya tentang Qadariyah, beliau menjawab "Mereka Kafir". Dari Abu Bakar Al-Marudzi berkata bahwa, saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang Qadari, maka beliau tidak mengkafirkan Qadari yang menetapkan ilmu Allah atas perbuatan hamba sebelum terjadi. Begitu juga Ibnu Taimiyah mengkafirkan Qadari yang menafikan tulisan dan ilmu Allah dan tidka mengkafirkan Qadari yang menetapkan Ilmu Allah., dan juga Ibnu Rajab Al-Hambali menyatakan Qadariyah yang mengingkari ilmu Allah kafir (Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaili, 2002, 83-85).

Dikatakan Qadariyah karena mereka mengingkari takdir dan mereka menganggap manusia melakukan usaha sendiri sebagaimana yang dituturkan oleh Imam An-Nawawi.

B. Sejarah Perkembangan Aliran Qadariyah

Paham Qadariyah ini disebarkan oleh Ma'bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimasqi sekitar tahun 70 H/ 689 M pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705M).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun