Mohon tunggu...
Siti Nabila Pashya
Siti Nabila Pashya Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM : 43220010164

Dosen Pengampu : Prof. Dr Apollo, M.Si., Ak, CIFM, CIABV, CIBG. Universitas Mercu Buana. Siti Nabila Pashya. NIM 43220010164.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K10__Hubungan Konsep Laba Pada Tataran Semantik, Sintatik, dan Pragmatik [Teori Akuntansi: Prof Apollo]

17 Mei 2022   01:52 Diperbarui: 17 Mei 2022   01:54 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan dan beban, karena akuntansi pada dasarnya mengikuti konsep biaya perolehan, akuntansi akrual, dan konsep perbandingan. Laba tidak didefinisikan secara terpisah dari istilah pendapatan dan biaya, sehingga definisi laba sebagai pendapatan dikurangi biaya adalah definisi struktural.

Laba merupakan hasil penetapan prosedur yang tidak hanya memiliki makna sintaktik. Akuntan membutuhkan pemahaman rinci mengenai prosedur akuntansi untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan laba, sehingga laba tidak dapat diinterpretasikan secara intuitif. Pengukuran pendapatan dan biaya menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum juga didasarkan pada prinsip historical cost, sehingga laba yang dihasilkan memperhitungkan daya beli dan perubahan harga karena laba dianggap sebagai suatu unsur yang komprehensif dan kompleks dalam pengimplementasian kinerja suatu perusahaan. Pembahasan mengenai laba tidak hanya dibatasi oleh tataran sintaktik saja, melainkan tataran semantik dan juga pragmatik. Hal tersebut yang memberikan perbedaan cakupan pembahasan laba dengan unsur-unsur laporan keuangan lain.

Konsep Laba dalam Tataran Semantik 

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan permasalahan makna bahwa simbol atau elemen laba perlu diberikan dalam perekayasaan pelaporan keuangan agar lebih informatif dan bermakna. Pemaknaan secara semantik pada akhirnya  menentukan konsep makna sintaktik laba, yakni:

1. Alat ukur kinerja perusahaan 

laba mewakili kinerja keuangan perusahaan karena  dapat menentukan indikator keuangan utama yang mencakup ROI, ROA, atau ROL sebagai ukuran efisiensi. Efisiensi tersebut merupakan kemampuan untuk menggunakan sumber daya yang diberikan sebagai output untuk menghasilkan input yang maksimal. 

2. Konfirmasi ekspektasi Investor 

Konfirmasi ekspektasi terhadap laba dapat diartikan sebagai alat untuk mengkonfirmasi ekspektasi investor tersebut, mengingat investor menggunakan semua informasi yang dipublikasikan sebagai dasar keputusan investasi mereka melalui peramalan pendapatan. Adapun asumsi lainnya yakni, bahwa pasar secara teoritis harus bereaksi terhadap pengumuman laba.  Sehinggaramalan investor harus mencerminkan laba yang konsisten dengan apa yang dilaporkan perusahaan dalam laporan keuangannya.


Konsep Laba dalam Tataran Sintatik

Dalam tataran sintaktik yanglebih tepatnya secara struktural, konsep laba dijelaskan dalam prosedur akuntansi sebagai hasil dari pembanding (matching) antara penghasilan dan beban. Konsep ini telah disederhanakan dalam bentuk praktik akuntansi yang terstandar dan objektif, sehingga memungkinkan angka laba  diukur dan ditampilkan dalam laporan keuangan. Laba dicatat sebagai selisih antara pendapatan dan beban. Hal ini berkaitan secara kognisi para penggunanya yang membaca atau mendengar kata "laba" secara otomatis menyandingkan penghasilan dengan beban sebagai aspek dalam perhitungan laba.

Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik

Teori akuntansi yang berkaitan dengan laba dalam tataran pragmatik membahas apakah informasi laba berguna atau benar-benar digunakan. Dengan begitu banyak pengguna laporan keuangan dengan kepentingan yang berbeda, ada berbagai  cara untuk mencari berbagai manfaat laba tersebut. Ini termasuk menanyakan pengguna secara langsung, mengidentifikasi penggunaan aktual informasi laba, dan mengukur reaksi pasar modal terhadap pengumuman laba selama periode tertentu.

Persepsi pengguna mengenai kebermanfaatan informasi laba dalan tataran pragmatik tersebut berlandaskan pada penafsiran  pengguna atas laba akuntansi pada tataran sintaktik maupun semantik. Berdasarkan  realitas yang ada, laba akuntansi memiliki manfaat menjadi sebuah indikator kesuksesan suatu perusahaan dan pengendalian manajemen. Meskipun demikian, informasi selain laba akuntansi juga tetap memiliki  kebermanfaatan bagi investor atau stakeholder lainnya dalam menilai keberhasilan perusahaan.

Referensi:

Rochayatun, S., Andriyani, F. 2018. Laba: Ketidakstabilan Makna. JEAM Vol. 17 No.2. ISSN: 1412-5366.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPDE Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun