Mohon tunggu...
Siti NabilaSafarina
Siti NabilaSafarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa yang memiliki hobi traveling dan memiliki keinginan tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sisa Produk Buangan, Bagaimana Bisa Disulap Jadi Produk Berkualitas Tinggi?

13 November 2022   09:11 Diperbarui: 13 November 2022   09:17 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Industri kreatif memberikan pengaruh atas hampir semua hal baik dalam keberlangsungan hidup masyarakat. Industri kreatif juga berkontribusi pada dunia dengan menciptakan lingkungan perkotaan yang menarik, lingkungan perumahan, dan ruang pribadi. Industri kreatif bertanggung jawab atas produksi berbagai macam barang budaya, termasuk masakan eksotis, musik, dan seni pertunjukan. Industri kreatif juga memfasilitasi banyak efisiensi melalui pengembangan aplikasi digital yang bermanfaat. Berkat teknologi digital, mudah bagi pekerja di industri kreatif untuk berkolaborasi lintas batas dan menghasilkan karya yang didengar, dilihat, dan dialami di seluruh dunia. Bukan hanya dengan konsumen yang berminat pada hasil produksi dari industri kreatif dari lokal; sebaliknya, industri kreatif telah menjadi mendunia.

Sementara komunitas global mengambil langkah-langkah untuk membatasi penyebaran epidemi COVID-19, industri kreatif terus beroperasi secara bebas. Jika dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya, industri kreatif lebih siap menghadapi dampak pandemi global. Konsumsi masyarakat saat ini melonjak secara dramatis pasca-epidemi, mendorong pertumbuhan di banyak bidang industri kreatif, termasuk sebagai pengembang karya seni, kebutuhan rumah berupa perabot dan dekorasi rumah tangga.

Sisa produk buangan bisa berarti limbah, lalu bagaimana cara produsen kreatif membuatnya berkualitas jual tinggi?

Meskipun usaha mikro telah berkembang, mereka masih memiliki aliran pendapatan dan aset berwujud. Tidak ada yang berubah selain nilai total penjualan dan aset. UU No. 20 - 2008 berkaitan dengan usaha mikro sebelumnya menjadi dasar aturan usaha mikro; undang-undang ini menetapkan bahwa UMKM, dan usaha mikro inovatif khususnya, dapat memiliki modal atau pergerakan kas paling besar senilai lima puluh juta rupiah serta pendapatan dengan nilai terbanyak berkisar 300 jutaan.

Kemampuan industri kreatif untuk melampaui hambatan geografi, gender, ras, dan status sosial ekonomi menjadikannya alat yang berpotensi efektif untuk meningkatkan standar hidup komunal. Dalam hal pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru, usaha mikro memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dalam kurun waktu 2015-2019, baik dari sisi jumlah unit usahanya maupun dari sisi serapan tenaga kerja peran usaha mikro mendominasi. Dari total jumlah unit usaha, kontribusi usaha mikro secara rata-rata per tahun tetap di angka sekitar 98.7%; sementara dalam hal penyerapan tenaga kerja, kontribusi usaha mikro per tahun rata-rata sekitar 88.7%.

Industri kreatif dapat menjadi pilar penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan pertumbuhan ekonomi bagi semua. Dalam kontribusinya terhadap pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDP) berdasarkan harga konstan juga relatif besar yakni mencapai 29.88%, peningkatan pendapatan daripada level usaha yang lebih kecil maupun menengah, sehingga nampak tidak seimbang jika dibandingkan dengan jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja serta kontribusi usaha besar yang mencapai 42.72%, sementara jumlah unit usahanya hanya 0.01%

Dalam proses pembenahan dari pandemic Covid-19, para pelaku industri kreatif mulai merangkak naik dalam mengembangkan pasar. Semakin dikenalnya produk limbah yang dihasilkan menjadi produk kualitas tinggi, mendorong motivasi produsen industry kreatif semakin besar namanya. Salah satu dari sekian banyak, ada Pak Agus sebagai seorang pemahat dan pengrajin Kayu dari Kota Ponorogo yang mendirikan usahanya di daerah Mojokerto. Diawal pandemi, silih berganti karyawan pahat mengundurkan diri karena sulitnya mendapatkan limbah kayu karena penurunan tebang pohon dan kegiatan pemerintah dalam melakukan pembenahan lingkungan dan berimbas pada rendahnya permintaan pelanggan pahat. Namun, tidak berhenti disitu produsen memanfaatkan berbagai kegiatan dekorasi minim untuk menawarkan produk pahatan dan kreasi kayunya.

Hal ini menunjukkan dalam usaha mensukseskan terlaksananya ekonomi kreatif yang tepat, pemerintah harus bisa tanggap memberikan kebijakan yang mampu mendorong satu jenis usaha, karena menjadi sebuah rantai bisnis yang berkelanjutan bagi bidang usaha lain untuk berkembang. Dalam hal ini, Pak Agus masih beruntung karena mau bekerja keras memanfaatkan relasi dalam peningkatan pendapatan dengan limbah kayu yang sudah dimiliki. Namun bagaimana dengan pelaku usaha kreatif lainnya? Yang diawal pandemic masih memulai usaha dan masih mengawali dalam mencari relasi agen untuk menawarkan produk yang dimiliki.

Macetnya bahan baku limbah kayu yang didapatkan juga imbas dari penurunan mobilitas sebagai kebijakan pemerintah selama pandemic. Hal tersebut menunjukkan banyakan rantai pasokan yang mengalami penghentian secara mendadak sehingga mengganggu jalannya performa industri kreatif para pelaku usaha.

Limbah Kayu ratusan ribu menjadi jutaan produk?

Bahan baku kayu limbah berupa kayu lama atau afkir menjadi bahan baku industri kreatif limbah yang berasal dari kayu buangan atau tidak laku dibawa ke lokasi potong kayu untuk produksi mebel. Hal ini menunjukkan, perlunya analisa pasar, dimana pelaku usaha perlu mengenal segmen pasar utama dan memperhatikan potensi segmen -- segmen yang baru. Selanjutnya adalah memperhatikan permintaan konsumen dengan cara menguraikan segala kebutuhan dalam pasar dan menganalisis seberapa baik layanan yang diberikan oleh pasar.

Mayoritas pelaku industri kreatif seperti kita patut mempertimbangkan apa yang dilakukan demi upaya melihat kekuatan industri adalah dengan melihat pesaing dan kekuatan relatifnya. Limbah kayu kini menjadi barang limbah yang diincar pelaku industri kreatif pahat maupun perabot rumah tangga. Sehingga, dengan mengetahui mengenai pemain baru dan mencari tahu kekuatan mereka, maka kita bisa menyaingi melalui perbedaan model bisnis, dengan menggambarkan substitusi potensial dalam penawaran bisnis yang perlu kita dilakukan, dapat melihat dan menentukan pemasok atau pelaku rantai nilai lainnya yang menjadi pemegang kunci rantai nilai sebuah produk.

Ada banyak hal positif yang bisa kita lakukan terkait dengan daur ulang kayu tua. Selama produksi berlangsung di industri pengolahan kayu, harganya rendah, ketersediaan terjamin, dan pengelolaan produk dari bahan berupa limbah, menjadi lebih menguntungkan jika dianalisa dari perspektif ekologis. Keuntungan yang kami diperoleh dalam pendayagunaan limbah memberikan ketertarikan para peminat industri kreatif untuk mempelajari konsep produk yang ingin dijual dan proses produk yang memiliki nilai jual melalui jenis limbah kayu yang dimiliki.

Dengan adanya kebijakan pemerintah mendorong peningkatan ekspor merupakan sebagai jerih payah dari keluhan kami, pelaku industri kreatif selama terjadinya pandemi. Pada pembukaan World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 (6/10), Presiden RI Joko Widodo menyatakan keyakinannya bahwa industri kreatif di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan tumbuh menjadi tulang punggung ekonomi masa depan. Untuk mewujudkan potensi penuh mereka sebagai industri yang berpikiran maju, berkembang pesat, dan berteknologi canggih, industri kreatif harus dipupuk secara aktif ke masa depan.

Pada saat pemerintah memberikan kesempatan pada pelaku usaha industri kreatif untuk ikut menyemarakkan kegiatan masyarakat dengan mengusung tema industri kreatif pada setiap pameran budaya, memberikan jalan keluar bagi pembenahan krisis ekonomi pasca-pandemi. Bahan baku kayu limbah berupa kayu lama atau afkir menjadi bahan baku industri kreatif limbah yang berasal dari kayu buangan atau tidak laku dibawa ke lokasi potong kayu untuk produksi mebel. Sisa-sisa kayu menumpuk selama proses pembuatan furnitur kayu buatan tangan untuk rumah. Beberapa didaur ulang menjadi barang-barang hias seperti asbak berukir, bingkai foto, dan sejenisnya. Sehingga, industri kreatif limbah kayu dengan diiringi pelatihan seni yang tepat akan ikut mendorong ekonomi dalam industri kreatif secara berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun