Di luar banjir dan polusi, Surabaya juga mengalami suhu panas yang cukup ekstrem pada tahun 2024. Menurut data dari BMKG, fenomena atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO) menyebabkan peningkatan suhu di Surabaya dan Jakarta, yang diperkirakan berlangsung hingga Juni 2024. Suhu maksimum mencapai 35C, yang tidak hanya meningkatkan kebutuhan pendinginan di perkotaan, tetapi juga menambah beban energi akibat penggunaan pendingin ruangan yang lebih intens.
Upaya Pemerintah dan Tantangan Menuju Keberlanjutan
Pemerintah Kota Surabaya telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah-masalah ini, termasuk memperbaiki infrastruktur drainase, meningkatkan penghijauan, dan melakukan uji emisi kendaraan secara berkala. Di samping itu, ada dorongan kuat dari berbagai organisasi masyarakat sipil, seperti WALHI, untuk menuntut kebijakan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Namun, untuk mencapai keberlanjutan lingkungan, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, serta mendukung ruang terbuka hijau sangat penting dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah diharapkan dapat memperkuat regulasi yang mendukung keberlanjutan serta memperluas infrastruktur hijau yang dapat mengatasi tantangan lingkungan yang semakin meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H