Adanya program kampus mengajar angkatan pertama ini seperti hujan di tengah kemarau panjang. Baik guru maupun peserta didik merasa terbantu dengan adanya program ini. Begitupun dengan mahasiswa, mahasiswa dapat berkontribusi secara nyata dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di masa pandemi. Ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan dapat diaplikasikan langsung di kelas. Mahasiswa juga turut serta dalam membangun negeri dalam bidang pendidikan.
Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuannya, melainkan secara tidak langsung dapat mengenal lebih dekat potensi yang dimiliki desa atau wilayah kampus mengajar. Di Kampung Bojong misalnya, sumber daya alam di sana masih melimpah dan belum terjamah tangan-tangan nakal. Segala sesuatu yang dilakukan di kampung tersebut masih bersifat sederhana dan alami. Para warga memanfaatkan sumber daya alam untuk kelangsungan hidupnya. Mereka mengandalkan pohon aren sebagai sumber mata pencahariaan utama yang dimanfaatkan untuk membuat kolang kaling, gula merah, dan tak lupa kayunya juga dimanfaatkan untuk keperluan lain.
Dalam hal budaya, Kampung Bojong juga memiliki sedikit perbedaan. Mereka masih menerapkan tradisi leluhur seperti menyimpan padi yang digantung sebelum akhirnya disimpan ke suatu tempat yang bernama leuit. Padi yang telah disimpan tersebut nantinya akan ditumbuk. Perlu diketahui pula pantang bagi mereka untuk membeli beras.
Pelajaran dari Kampung Bojong
Tiga bulan menetap di Kampung Bojong memberikan pelajaran yang berharga bagi mahasiswa. Suka, duka, manis, pahit sudah kami lalui dalam melaksanakan kegiatan ini, seperti ketika mencari sinyal ke dataran tinggi untuk kuliah, membagi waktu antara mengajar dan mengerjakan tugas kuliah, menemani anak-anak bermain, jatuh dari motor, dan mencari ikan di sungai merupakan kenangan yang tidak terlupakan dan mengubah cara pandang dalam menjalani kehidupan ini.
Setiap hari banyak hal yang kami pelajari dari anak-anak, terutama tentang kesederhanaan dan rasa bersyukur. Saat anak-anak lain seusia mereka sibuk dengan gawainya, mereka membuktikan bahwa tanpa gawai pun kita masih bisa melakukan hal yang menyenangkan, seperti bermain di sungai, pergi ke sawah, mengambil rumput di ladang, dan lain-lain. Mereka tidak pernah mengeluh, apapun yang dikerjakan senantiasa dijalankan dengan riang gembira.
Hal lain yang patut dijadikan motivasi adalah semangat warga kampung Bojong dalam bekerja. Pagi hari mereka sudah berangkat ke kebun dan akan pulang ke rumah menjelang Maghrib. Selain itu, rasa kekeluargaan kampung Bojong tidak luput dari perhatian. Mereka bahu membahu dalam bekerja. Seperti ketika ada orang yang meninggal, yang laki-laki membuat kendaraan dari bambu untuk jenazah, sementara para perempuan menyiapkan ramuan rempah untuk memandikan jenazah.
Kami berharap adanya program kampus mengajar ini dapat memberikan kesan yang mendalam bagi Kampung Bojong. Tidak hanya peserta didik, tetapi seluruh warga Bojong yang sudah menyambut dan menerima kami dengan baik. Melalui kampus mengajar ini diharapkan dapat memberikan perubahan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran terutama di masa pandemi juga mengenal dan mempelajari lebih dekat budaya masyarakat sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI