Mohon tunggu...
Siti Mugi Rahayu
Siti Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru yang tertarik pada pendidikan yang humanis.

Mengajar di SMA Al Muslim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemana Harusnya Anak TK Jalan-jalan?

21 Februari 2014   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://kotawisataindonesia.com/museum-satria-mandala-jakarta/artificial-war-museum-satria-mandala/

Kamis 20 Februari 2014. Alisha (TK A) berangkat bersama rombongan sekolahnya field trip ke Monumen Nasional (Monas) dan Museum Satria Mandala. Sore, saya mengajak Alisha berbincang tentang perjalanannya ke Jakarta. Sambil menempelkan mulut ke telinga saya, dia berbisik,"Mama... ada yang meninggal!", saya menatapnya sesaat. Raut mukanya serius. Dia melanjutkan, "yang meninggalnya orang Indonesia". Kerutan di kening saya menjadi, demi menerjemahkan maksud si kecil. Ada yang meninggal, orang Indonesia. Maksudnya apa sih cuuy ? Saya gagal faham gituh. "Di mana, cantik ?", akhirnya saya menyerah "Di musium, Mama. Terus dia jadi patung". Halah. Imaginasinya terlalu liar, akibat belum cukup ilmu nih, si cantik.  Dugaan saya, anak TK mana mungkin mengerti tentang perang, proklamasi, dan kemerdekaan. Untuk apa perang ? Untuk apa merdeka ? Untuk apa Monas ? Mungkin kira-kira gambar seperti inilah yang dia lihat lalu dia simpulkan ke dalam kalimat-kalimatnya tadi. [caption id="attachment_3757" align="aligncenter" width="593" caption="http://kotawisataindonesia.com/museum-satria-mandala-jakarta/artificial-war-museum-satria-mandala/"] [/caption] "Terus, ada apa lagi di Monas ?" "Aku makan sama ayam. Enak banget". Idih... bukan itu maksud Mama, sayang. Namun apa boleh buat, pengalaman makan rupanya sangat menarik hati si kecil, bukan Monasnya.  Kalau tidak salah dengar, menu makan siang field trip kemarin ini deh : [caption id="attachment_3758" align="aligncenter" width="480" caption="http://id.openrice.com/jakarta/restaurant/photos.htm?shopid=6842&photoid=23588&tc=sr2&con=RecDish"]

[/caption] Pantes aja, cinta. Mama juga jadi lapperr. Mau lagi, sayang ? Ga harus ke Monas dulu, kelleus. Ya.. begitulah.. laporan yang bisa diberikan Alisha hanya seputar naik bis yang seru, kemacetan Jakarta plus panasnya, makan, dan dibagi snack sama Bu Guru. Rupanya, anak TK belum cocok diajak ke museum atau tempat-tempat serius model Monas dan Museum Satria Mandala. Bagaimanapun, dia belum faham tentang semua perjuangan para pahlawan, yang ada jangan-jangan dia salah persepsi tentang perang, mati, dan hantu. Pasalnya, ketika suara Bung Karno menggelarkan kembali teks proklamasi, Alisha ketakutan. Salah seorang ibu yang ikut serta menceritakannya. Anak-anak yang lain juga begitu. Ketika ruangan temaram karena akan diputar film perjuangan, anak-anak teriak,"Kita mau masuk rumah hantu ya?". Terus enaknya kapan ke Monas dan museum-museum seperti ini ? Hmm.. saya pernah menyaksikan anak-anak TK yang lain juga hanya berfoto-foto ria di depan patung-patung di Museum Gajah bersama ibu-ibu gurunya. Mereka gagal faham ketika guide menjelaskan panjang lebar tentang patung-patung cantik yang banyak berada di sana. Mereka celingukan kanan kiri, dengan langkah gontai kelelahan karena mengelilingi lantai demi lantai di museum yang lumayan padat dan luas tersebut. Menurut saya anak-anak TK dan kelas bawah belum tepat di ajak ke sana jika tujuannya untuk megambil pelajaran tentang sejarah perjuangan bangsa dan menanamkan jiwa nasionalismenya. Belum nyambung. Mungkin SD kelas atas, SMP, SMA, dan mahasiswa. Lalu, enaknya ke mana sih field trip untuk anak TK ? Saya lebih menyarankan tamasya saja ke tempat luas yang mereka bisa bermain sepuas-puasnya. Main bola di kebun raya. Melihat-lihat puluhan jenis bunga di Taman Bunga. Melihat jerapah di Kebun Binatang dan membandingkannya dengan hewan-hewan lain di sana. Berenang di kolam renang, Bermain layangan di lapangan bola, dan sebagainya yang memungkinkan semua inderanya berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun