Dua hari sudah saya mengawas UN, dan hari ini hari terakhir siswa SMA mengikuti Ujian Nasional. Secara umum, hampir semua anak di sekolah saya "teriak", bahwa soalnya selama dua hari ini "susah-susah". "Lebih sulit dari UN tahun lalu, dan Ujian Sekolah", kata mereka. Saya sendiri belum tahu bagaimana penampakan susah mudahnya soal Ekonomi karena ujiannya sendiri akan berlangsung hari ini di jam kedua. Mengenai soal yang ada "Jokowinya", sayapun belum tahu dan tidak pernah melihatnya karena tidak ada soal tersisa di kelas. Jadi, tidak bisa sambil lihat-lihat, apalagi mengganggu soal milik siswa. Namun, dari status teman-teman di fb dan berita di radio, soal yang ada Jokowinya itu ada. Memang bisa jadi tidak sama kasusnya pada setiap soal siswa peserta Ujian Nasional, karena setiap mereka memiliki kode dan barcode yang berbeda yang memungkinkan soalpun bisa saja ber"nama" beda. Barangkali, satu bernama Jokowi, satunya Prabowo, satunya lagi Rhoma Irama. [caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Jokowi dalam soal"][/caption] Seperti biasa dalam pelaksanaan UN, siswa terlihat agak gundah dengan segala bentuk penampakan paket soal, terutama dari kualitas cetakan LJK (Lembar Jawaban Komputer) yang kadang-kadang tidak bersih. Seorang siswa bersikukuh tidak mau menggunakan soal yang diberikan kepadanya karena ada noda tinta di bagian bawahnya. "Kalau tidak terbaca, bagaimana ? ". Baiklah... ayo-ayo diganti. Kebetulan ada satu anak di ruang tersebut yang sakit, jadi bisa ditukar. "Yang lain tidak bisa ditukar ya, karena soalnya tidak ada lagi," kata saya. [caption id="attachment_320199" align="aligncenter" width="300" caption="paket soal - LJK yang sempat ditolak siswa karena ada titik-titik noda di dalamnya"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H