Seni Menegur Tanpa Melukai Hati
Sering kali kita tidak sependapat dengan pemikiran atau perbuatan orang lain atau kita lihat orang lain melakukan kesalahan. Kemudian kita berusaha untuk menegurnya. Namun, acapkali teguran kita membuat orang lain sakit hati. Akhirnya yang terjadi adalah rusaknya hubungan, permusuhan, dan bahkan perpecahan. Lalu bagaimana cara menegur yang baik tanpa melukai hati orang lain?
1. Jangan menegur di depan umum
Menegur di depan umum atau banyak orang tentu akan membuat orang yang kita tegur merasa malu. Bukannya memperbaiki kesalahnnya, justru orang tersebut akan menjauhi dan membenci kita. Kita pun tentu tidak mau jika diperlakukan seperti ini. Maka, hindarilah menegur orang lain di depan umum. Begitu juga jika forum yang kita gunakan adalah chat. Maka jangan sekali-kali menegur orang di group. Usahakan menegur secara langsung, face to face atau melalui chat pribadi. Hal ini akan lebih berkesan bagi orang yang ingin kita tegur.
2. Gunakan bahasa yang baik
Jangankan menegur, dalam percakapan biasa saja, tentu kita tidak suka bila lawan bicara kita menggunakan bahasa yang kasar. Terlebih saat menegur, usahakan menggunakan kalimat, diksi, dan bahasa yang baik. Hal ini tentu membuat orang yang kita tegur bisa menerima dengan baik.
3. Awali dengan narasi
Dalam menegur sebaiknya kita tidak langsung to the poin, tetapi ajak dulu ngobrol dengan kalimat pembuka. Sehingga orang yang kita tegur tidak merasa kaget dengan teguran kita. Narasi awal ini sebaiknya yang ada kaitannya dengan topik teguran yang akan kita sampaikan. Kita bisa menggunakan kalimat yang dapat menggiring orang tersebut menyadari akan kekeliruannya tetapi tidak sadar bahwa kita telah menegurnya secara halus.
4. Selingi dengan bercanda
Dalam menyampaikan teguran kepada orang lain, sebaiknya jangan terlalu kaku atau formal. Selingi dengan sedikit candaan agar lawan bicara kita tetap merasa enjoy dan nyaman dengan kita. Bila susasana itu terbentuk, maka lebih besar kemungkinan dia mau mendengarkan teguran dari kita untuk kemudian memperbaiki perilakunya.
5. Akhiri dengan solusi
Setelah menyampaikan teguran sebaiknya kita akhiri dengan beberapa opsi yang dapat dilakukan. Opsi ini hanyalah masukan jadi jangan memaksakan opsi tersebut sebagai satu-satunya solusi atas permasalahan yang terjadi. Bila solusi yang kita tawarkan tidak diterima jangan kemudian menjadi hal yang mengganggu pikiran kita.
Semoga kita lebih bijaksana dalam memberikan teguran kepada orang lain agar tidak ada hati yang tersakiti. Karena terkadang kita tidak menyadari bahwa ucapan kita bisa melukai hati orang lain, yang mungkin dapat mengubur potensi pada orang tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H