Mentari nampak sudah kelelahan. Ia kembali ke peraduan. Meninggalkan cahaya jingga yang menawan. Menawarkan ketenangan. Bangsa kelelawar telah bersiap bangun dari tidur siangnya. Kini waktunya bagi para nokturnal untuk ambil bagian, mencari penghidupan yang membuat selalu bertahan.
Begitu pula dengan Lewa Kelelawar Vampir. Â Ia bersiap untuk melepaskan kaitan kakinya yang masih tergantung pada dinding gua untuk lepas landas mencari mangsa. Lewa tidak menyukai buah seperti kelelawar lainnya. Ia adalah pecinta darah. Ya, darah. Terdengar mengerikan memang. Tetapi sistem di tubuhnya telah beradaptasi sehingga hanya darah lah makanan yang dia konsumsi setiap hari. Lewa menghisap darah dari mangsanya.
Malam itu Lewa mendapatkan mangsa yang banyak. Dia tak mau menghabiskannya sendiri, dia panggil teman-temannya untuk makan bersama-sama. Lewa memang anak yang baik, dia suka berbagi dengan teman yang membutuhkan. Â Itulah yang membuat teman-teman menyukai Lewa.
"Terima kasih Lewa, kauselalu membagi mangsa yang kau dapat kepada kami," ucap Wawa, teman Lewa.
"Iya, sama-sama Wawa, kita harus saling berbagi antar sesama teman, jangan biarkan teman kita kesusahan," jawab Lewa.
Suatu hari, datanglah seorang pemburu yang membawa senapan. Pemburu itu membidik senapannya ke arah Lewa. Lewa yang sedang asik menghisap darah tidak menyadari bahaya yang datang. Dan, Dor! senapan itu telah meluncurkan pelurunya tepat mengenai badan Lewa. Lewa jatuh tersungkur ke tanah. Badannya lemah lunglai tak berdaya. Melihat kejadian itu, sontak teman-teman Lewa kaget. Mereka pun menyerang pemburu itu. Pemburu itu pun dibuat lari terbirit-birit karena serangan kawanan kelelawar itu.
Setelah pemburu itu pergi, kawanan kelelawar itu dengan segera menyelamatkan Lewa. Akibat luka tembakan tadi, darah Lewa mengucur keluar. Lewa sepertinya kehabisan darah. Dia terlihat lemas dan pucat. Semua teman Lewa berusaha memberikan darah kepada Lewa agar Lewa selamat. Setelah beberapa menit, Lewa terlihat bisa membuka matanya.
"Lewa, Lewa, bangunlah.." ucap Wawa dengan panik.
"Apa yang terjadi denganku Wawa?" Tanya Lewa dengan nada lirih.
"Tadi kautertembak oleh pemburu, dan kami semua menolongmu," ucap Wawa.
"Terima kasih teman-teman, kalian sungguh baik," ucap Lewa sambil tersenyum.