Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lewa Kelelawar Vampir

31 Agustus 2022   05:44 Diperbarui: 31 Agustus 2022   05:46 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari nampak sudah kelelahan. Ia kembali ke peraduan. Meninggalkan cahaya jingga yang menawan. Menawarkan ketenangan. Bangsa kelelawar telah bersiap bangun dari tidur siangnya. Kini waktunya bagi para nokturnal untuk ambil bagian, mencari penghidupan yang membuat selalu bertahan.

Begitu pula dengan Lewa Kelelawar Vampir.  Ia bersiap untuk melepaskan kaitan kakinya yang masih tergantung pada dinding gua untuk lepas landas mencari mangsa. Lewa tidak menyukai buah seperti kelelawar lainnya. Ia adalah pecinta darah. Ya, darah. Terdengar mengerikan memang. Tetapi sistem di tubuhnya telah beradaptasi sehingga hanya darah lah makanan yang dia konsumsi setiap hari. Lewa menghisap darah dari mangsanya.

Malam itu Lewa mendapatkan mangsa yang banyak. Dia tak mau menghabiskannya sendiri, dia panggil teman-temannya untuk makan bersama-sama. Lewa memang anak yang baik, dia suka berbagi dengan teman yang membutuhkan.  Itulah yang membuat teman-teman menyukai Lewa.

"Terima kasih Lewa, kauselalu membagi mangsa yang kau dapat kepada kami," ucap Wawa, teman Lewa.

"Iya, sama-sama Wawa, kita harus saling berbagi antar sesama teman, jangan biarkan teman kita kesusahan," jawab Lewa.

Suatu hari, datanglah seorang pemburu yang membawa senapan. Pemburu itu membidik senapannya ke arah Lewa. Lewa yang sedang asik menghisap darah tidak menyadari bahaya yang datang. Dan, Dor! senapan itu telah meluncurkan pelurunya tepat mengenai badan Lewa. Lewa jatuh tersungkur ke tanah. Badannya lemah lunglai tak berdaya. Melihat kejadian itu, sontak teman-teman Lewa kaget. Mereka pun menyerang pemburu itu. Pemburu itu pun dibuat lari terbirit-birit karena serangan kawanan kelelawar itu.

Setelah pemburu itu pergi, kawanan kelelawar itu dengan segera menyelamatkan Lewa. Akibat luka tembakan tadi, darah Lewa mengucur keluar. Lewa sepertinya kehabisan darah. Dia terlihat lemas dan pucat. Semua teman Lewa berusaha memberikan darah kepada Lewa agar Lewa selamat. Setelah beberapa menit, Lewa terlihat bisa membuka matanya.

"Lewa, Lewa, bangunlah.." ucap Wawa dengan panik.

"Apa yang terjadi denganku Wawa?" Tanya Lewa dengan nada lirih.

"Tadi kautertembak oleh pemburu, dan kami semua menolongmu," ucap Wawa.

"Terima kasih teman-teman, kalian sungguh baik," ucap Lewa sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun