Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tupo yang Baik hati

29 Agustus 2022   16:26 Diperbarui: 29 Agustus 2022   16:39 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di ufuk timur mentari mulai menggeliat terbit. Ayam jago sudah melaksanakan tugasnya membangunkan seluruh penduduk hutan. Semua hewan pun terbangun dan memulai aktivitasnya. Begitu juga dengan Tupo Tupai, dia pun membuka jendela rumahnya.

"Terima kasih Jago sudah membangunkanku pagi ini, " sapa Tupo kepada Jago.

"Sama-sama Tupo, " balas Jago sambil tersenyum.

Pagi ini mentari bersinar dengan cerah. Semua hewan melaksanakan aktivitasnya dengan riang gembira. Tupo mulai mengumpulkan biji kenari sebagai persediaan makanan. Awalnya Tupo pemalas dan tidak pernah mengumpulkan makanan. 

Dia hanya mengandalkan makanan yang dia dapatkan hari itu. Sampai suatu ketika, kemarau panjang melanda hutan. Semua hewan kehabisan makanan. Hanya  Tiko Tikus yang masih memiliki persediaan. Tapi saat itu Tiko enggan berbagi kepada yang lain.

Sejak saat itu, Tupo menjadi rajin mengumpulkan makanan, dia berniat akan selalu berbagi dengan yang lain. Tupo selalu bangun pagi dan bersemangat mengumpulkan makanan. Kadang dia juga mencari makanan sampai tempat yang jauh. Oleh karena itu lah, Tupo hafal tempat-tempat yang banyak menyediakan makanan. Hari ini Tupo mendapatkan begitu banyak makanan. Dia menyimpan semua makanan itu di dalam lemarinya.

 "Wah, Alhamdulillah hari ini aku mendapatkan cukup banyak makanan, bisa kugunakan sebagai persediaan makanan saat kekurangan nanti," batin Tupo.

Sore itu, tiba-tiba langit terlihat gelap. Awan hitam menyelimuti hutan. Hewan-hewan masuk ke dalam rumahnya untuk berlindung. Tak berapa lama kemudian, hujan pun turun disertai angin kencang. Sungguh mengerikan. Tak seekor hewan pun berani keluar. Dua hari berlalu, hujan tiada henti mengguyur hutan dengan derasnya. Suara petir pun terdengar bersahut-sahutan.

Keesokan paginya, hujan sudah berhenti. Hewan-hewan keluar dari rumahnya. Keadaan hutan berantakan. Dahan-dahan banyak yang patah. Hewan-hewan pun tak bisa mencari makan.

"Bagaimana ini, pohon-pohon tumbang, kita tidak bisa mencari makanan hari ini," keluh Jago.

"Iya, sudah dua hari aku tak makan, perutku lapar sekali," sahut Tiko Tikus.

"Apakah kita harus berpuasa lagi hari ini?" Tanya Jago dengan nada lemas.

Dari dalam rumahnya, Tupo menyahut, "Teman-teman, datanglah ke rumahku, aku memiliki banyak persediaan makanan."

"Benarkah Tupo?" Tanya Tiko senang.

Mereka pun masuk ke rumah  Tupo dan memakan persediaan makanan Tupo. Setelah cukup kenyang, mereka pun mengucapkan terima kasih kepada Tupo.

"Terima kasih Tupo karena kau telah mau berbagi dengan kami. Maafkan aku karena dulu tidak mau berbagi denganmu," kata Tiko.

"Sama-sama Tiko, jadikanlah kejadian yang lalu sebagai pelajaran untuk masa depan," balas Tupo dengan tersenyum.

Jakarta, 29 Agustus 2022

Siti Fatimah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun