"Maaf Yaya, nanti ibuku bisa mencariku," jawab Kelin.
"Yasudah, tapi aku ada sesuatu untukmu," kata Yaya sambil berjalan mengambil sesuatu.
Yaya mencari barang itu, tetapi tak ada. Dia sudah mencari ke setiap sudut rumah tetapi tak ditemukannya.
"Maaf Kelin, sesuatu yang akan kuberikankepadamu mendadak hilang," kata Yaya kepada Kelin dengan nada sedih.
"Tidak apa-apa Yaya, lain kali saja," jawab Kelin.
"Padahal tadi sudah aku siapkan di meja dapur," kata Yaya lagi.
Kelin pun kaget. Jangan-jangan barang yang dicari Yaya adalah hiasan telur yang tadi dia pecahkan.
Akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya.
"Maaf Yaya, apakah barang yang kau maksud adalah hiasan telur?" Tanya Kelin.
"Bagaimana kau bisa tahu Kelin?" Tanya Yaya penasaran.
Seketika muka Kelin langsung pucat.
"Maafkan aku Yaya, tadi sewaktu aku minum, aku tidak sengaja menyenggolnya, dan aku memecahkannya. Karena takut kamu akan marah dan persahabatan kita akan rusak, aku menyembunyikan peristiwa ini darimu," ungkap Kelin jujur.
"Ya ampun Kelin, kenapa kamu tidak berterus terang saja kepadaku. Apakah kau melakukannya dengan sengaja?" Tanya Yaya dengan nada agak kesal.
"Aku benar-benar tidak sengaja Yaya, maafkan aku.."pinta Kelin mengiba.
"Ya sudah, tapi lain kali jujurlah padaku ya sahabat. Kita harus berani mengakui kesalahan kita. Aku akan tetap menerimamu menjadi sahabatku.," kata Yaya sambil memegang pundak sahabatnya.
"Terima kasih Yaya, kau memang sahabatku yang baik," ucap Kelin lega.
Pesan moral : Jangan takut mengakui kesalahan yang kita perbuat, akui dan meminta maaf adalah sikap yang terhormat.
Siti Fatimah
26.08.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H