Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pipit yang Sombong

16 Agustus 2022   10:44 Diperbarui: 16 Agustus 2022   10:44 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah pohon yang rindang, bertenggerlah  Pito si burung pipit.  Ia terus bernyanyi sepanjang hari. Tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya.
"Hai burung pipit, suaramu merdu sekali," kata Uli si ulat bulu.

Pito kaget karena dia tidak melihat ada hewan lain di pohon itu. Uli pun menyapanya lagi.
"Hai burung pipit aku disini", kata Uli sambil menggoyangkan daun tempat dia duduk.
"Oh ternyata kamu, si ulat bulu," jawab Pito dengan nada meremehkan.
"Iya, perkenalkan namaku Uli, kalau nama kamu siapa?" Tanya Uli

"Oh, namaku Pito, aku lah penguasa pohon ini," jawab Pito sombong.

"Pito, maukah kau mengajariku cara menyanyi yang bagus sepertimu?" tanya Uli.
"Hah, apa aku tidak salah dengar?" kata Pito.
"Mana mungkin makhluk seperti kamu bisa menyanyi, lihat saja tubuhmu, penuh bulu, itu sangat menjijikkan," kata Pito lagi.
"Aku ingin sekali bisa menyanyi, tolong ajari aku Pito," bujuk Uli.

Pito tidak menghiraukan permintaan Uli, dia terbang meninggalkan Uli sendiri di situ.
Sejak saat itu Uli tidak pernah menyapa Pito lagi, ternyata ia sedang bertapa. Beberapa hari kemudian, si ulat bulu telah berubah menjadi kepompong.

"Akhirnya ulat bulu itu pergi juga," gumam Pito dalam hati.
Saat sedang bertengger, Pito melihat kepompong tergantung di dahan pohon tetapi ia tidak menghiraukannya, ia terus bernyayi sepanjang hari.
Proses bertapa Uli sudah usai, kini ia keluar dari pembungkus kepompongnya dan telah berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
Kupu-kupu cantik itu pun hinggap di bunga-bunga yang sedang bermekaran.
Dari atas pohon, Pito melihat kupu-kupu cantik itu. Ia ingin berteman dengan kupu-kupu itu.

Pito pun terbang menghampiri kupu-kupu itu.

"Hai kupu-kupu cantik, kenapa aku belum pernah melihatmu disini?" tanya Pito
"Hai Pito, apa kabarmu?' tanya Uli.
Pito kaget, bagaimana mungkin kupu-kupu itu bisa mengetahui namanya, padahal mereka baru saja bertemu.
"Darimana kau tahu namaku kupu-kupu?" tanya Pito penasaran.
"Kau tidak mengenaliku Pito? Aku Uli si ulat bulu yang dulu minta diajari bernyanyi", jawab Uli

"Hah, bagaimana mungkin kau bisa berubah menjadi kupu-kupu secantik ini?" tanya Pito.
"Iya, aku bertapa selama beberapa minggu menjadi kepompong sehingga bisa berubah menjadi kupu-kupu. Prosesku ini dinamakan metamorfosis." jawab Uli menjelaskan.
"Wah, Masyaallah keren sekali ya ternyata." Pito takjub.
"Maafkan aku ya Uli karena dulu sudah meremehkanmu. Sekarang mari kuajarkan kau cara bernyanyi." Kata Pito.

"Benarkah Pito, kau akan mengajariku bernyanyi?" tanya Uli.

"Iya, ayo kita mulai.." ajak Pito.
Uli pun berlatih bernyayi dengan penuh semangat. Mereka akhirnya bersahabat karib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun