Aku adalah sunyi yang melingkar di tepian waktu,
menganyam gelap dari serpihan malam yang rapuh.
Tapi kau datang, seperti desir angin yang membelai pagi,
mengajakku mengenal hangat di tengah beku.
Kau adalah gema yang tak bersuara,
membawa setitik cahaya,
yang kupikir tak pernah bisa terjangkau.
Dalam senyummu, aku percaya,
dalam bisikmu, aku tenggelam.
Namun seperti pasir yang mengalir dari sela jari,
kau meninggalkan jejak yang tak dapat kugenggam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!