Mohon tunggu...
Siti Maulida melia
Siti Maulida melia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis, membaca, memasak, bernyanyi, jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Perkembangan Moral yang Dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg.

19 Januari 2025   18:30 Diperbarui: 19 Januari 2025   18:30 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Bagaimana seseorang memutuskan apa yang benar dan salah? Pertanyaan ini menjadi dasar dari teori perkembangan moral yang dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg, seorang psikolog asal Amerika. Kohlberg memperluas teori perkembangan kognitif Jean Piaget dengan fokus pada bagaimana individu membuat keputusan moral dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Teori Kohlberg tidak hanya menjelaskan cara seseorang memandang moralitas, tetapi juga menghubungkannya dengan perkembangan kognitif dan pengalaman sosial. Dalam teorinya, Kohlberg menggambarkan enam tahap perkembangan moral yang dikelompokkan ke dalam tiga tingkat utama.

Tingkat-Tingkat Perkembangan Moral

1. Tingkat I: Moralitas Pra-Konvensional

Pada tingkat ini, keputusan moral didasarkan pada konsekuensi langsung, seperti penghargaan atau hukuman. Anak-anak kecil biasanya berada pada tahap ini.

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

Keputusan moral didasarkan pada rasa takut terhadap hukuman. Anak akan menghindari perilaku yang dapat mendatangkan hukuman tanpa mempertimbangkan nilai moral itu sendiri.

Contoh: Anak tidak mencuri karena takut dihukum, bukan karena mencuri itu salah.

Tahap 2: Orientasi Relativitas dan Kepentingan Diri

Keputusan moral diambil berdasarkan keuntungan pribadi atau timbal balik langsung.

Contoh: Anak membantu temannya hanya jika dia akan mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.

2. Tingkat II: Moralitas Konvensional

Pada tingkat ini, moralitas didasarkan pada norma sosial dan harapan kelompok. Orang mulai menghargai aturan, kewajiban, dan persetujuan dari masyarakat.

Tahap 3: Orientasi "Anak Baik"

Keputusan moral diambil untuk mendapatkan persetujuan atau penerimaan dari orang lain. Fokusnya adalah pada hubungan interpersonal.

Contoh: Seseorang tidak berbohong karena ingin dipandang sebagai orang jujur.

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban

Keputusan moral didasarkan pada kepatuhan terhadap hukum dan aturan untuk menjaga keteraturan sosial.

Contoh: Seseorang mematuhi peraturan lalu lintas karena percaya bahwa hukum diperlukan untuk mengatur masyarakat.

3. Tingkat III: Moralitas Pascakonvensional

Pada tingkat ini, individu mulai mengembangkan prinsip moral universal yang melampaui norma sosial atau hukum tertentu.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial

Keputusan moral didasarkan pada kesepakatan sosial dan kesejahteraan bersama. Orang memahami bahwa hukum dapat diubah jika tidak lagi adil.

Contoh: Seseorang mungkin mendukung perubahan hukum jika hukum tersebut dirasa merugikan kelompok tertentu.

Tahap 6: Prinsip Etis Universal

Keputusan moral didasarkan pada prinsip-prinsip universal, seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Pada tahap ini, individu mengikuti hati nuraninya, bahkan jika itu bertentangan dengan hukum.

Contoh: Seseorang melawan ketidakadilan sosial meskipun risikonya besar, seperti yang dilakukan oleh aktivis HAM.

Ciri-Ciri Utama Teori Kohlberg

1. Bersifat Universal: Tahapan perkembangan moral ini dianggap berlaku untuk semua budaya.

2. Hierarkis: Setiap tahap mewakili tingkat pemikiran moral yang lebih kompleks daripada tahap sebelumnya.

3. Tidak Linear: Tidak semua individu mencapai tahap tertinggi (Prinsip Etis Universal).

Kritik terhadap Teori Kohlberg

Meskipun teori Kohlberg sangat berpengaruh, ia juga menghadapi beberapa kritik:

1. Bias Gender: Carol Gilligan mengkritik bahwa teori ini lebih mencerminkan cara berpikir moral laki-laki daripada perempuan, yang cenderung lebih fokus pada hubungan interpersonal.

2. Konteks Budaya: Beberapa ahli berpendapat bahwa teori ini terlalu universal dan kurang mempertimbangkan perbedaan budaya.

3. Hubungan dengan Perilaku: Pemahaman moral tidak selalu berbanding lurus dengan tindakan moral seseorang dalam kehidupan nyata.

Kesimpulan

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana manusia memandang moralitas seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup. Dengan memahami tahap-tahap ini, kita dapat lebih menghargai proses berpikir moral individu dan mendorong perkembangan moral yang lebih matang dalam diri sendiri dan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun