Mohon tunggu...
Siti Masruroh
Siti Masruroh Mohon Tunggu... Administrasi - Staff Administrasi

Hai saya penulis pemula. Saya ingin berbagi pengetahuan sedikit demi sedikit kepada kalian semua. Mohon kerja samanya ya..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Edamame, Sang Kedelai Premium Asal Jepang yang Menjanjikan

8 Juli 2023   07:47 Diperbarui: 8 Juli 2023   07:51 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edamame - Pinterest Eating Bird Food

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata Edamame ? Mungkin akan sama dari kita semua langsung terarahkan dengan sang kedelai jepang yang banyak mengandung nutrisi terutama protein 36% lebih tinggi daripada kedelai lainnya. Selain itu, edamame sendiri memiliki bentuk biji yang lebih besar dari pada kedelai biasa, serta teksturya lebih halus, rasanya lebih manis, mudah untuk dicerna dan kaya manfaat bagi kesehatan. Kelebihan inilah yang tentunya menjadi cemilan sehat favorit orang jepang.

Edamame memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Kandungan protein, serat dan isoflavon yang terkandung didalamnya sangat baik untuk kesehatan terutama bagi ibu menyusui. Isoflavon sendiri merupakan sejenis antioksidan yang multi manfaat dapat menurunkan resiko kanker, menurunkan kadar kolesterol, osteoporosis dan berbagai manfaat lainnya. Protein yang terkandung dalam edamame pun merupakan protein lengkap yang sama dengan daging dan susu sehingga konsumsi edamame akan lebih membantu memenuhi nutrisi protein terutama bagi yang memiliki alergi produk susu.

Kedelai edamame memiliki nama latin Glycine max (L) Merill merupakan jenis sayur-sayuran (green soybeen vegetable) yang sangat cocok ditanam di daerah lahan kering seperti di Jember. Kata Edamame sendiri diambil dari Bahasa Jepang dimana Eda artinya cabang dan mame artinya kacang, jadi dapat diartikan sebagai kacang yang tumbuh di bawah cabang (branched bean). Secara morfologi, akar tanaman edamame merupakan akar tunggang dan pertumbuhan batang edamame memiliki dua tipe. Tipe batang determinate yang dicirikan tidak tumbuh lagi batang setelah berbunga dan tipe batang indeterminate yang dicirikan dengan tetap tumbuhnya batang dan daun setelah tanaman berbunga (Artika dkk, 2017).

Edamame masuk di Indonesia mulai tahun 1990 di Gadog, Bogor Jawa Barat lalu tahun 1995 dicoba perkembangannya di Jember dan mulai dipasarkan ke Jepang tiga tahun setelahnya (Siswanto, et al. 2007).  Bahkan hingga tahun 2020, Jember menjadi pengekspor edamame terbesar di Indonesia yang menyumbang hingga 66,6% dari skala nasional. Banyaknya permintaan edamame dari Jepang yang bahkan dalam setahun membutuhkan 75.000 ton edamame membuat ekpor edamame dari Indonesia pada tahun 2020 mencapai 6790 ton. Hal ini sangat berdampak baik pada petani sekitarnya  yang bermitra dengan perusahaan-perusahaan pengekspor edamame. Besarnya pangsa pasar ini dan ditambah wilayah lahan kering Indonesia yang mencapai 144 juta Ha dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produksi edamame. Tapi sayangnya, perolehan benih edamame yang sulit membuat terkendalanya produksi edamame di wilayah lain.

Varietas edamame yang pernah dikembangkan di Indonesia diantaranya varietas ocunami, taiso, tsurumidori, ryokkoh, dan tsurunoko. Menurut penelitian Nurman (2013), pada varietas ryokkoh ternyata memiliki pertumbuhan yang lebih baik jika ditanam di dataran tiggi daripada di dataran rendah. Hal ini dilihat dari parameter tinggi tanaman, bobot tanaman, dan persentase perkecambahan yang lebih baik di dataran tinggi, Selain itu, benih yang diproduksi di dataran tinggi jauh lebih berwarna hijau, ukuran biji lebih besar dan persentase kadar lemak biji jauh lebih kecil. Hal ini dapat dikarenakan karena adanya pembentukan enzim pada benih di dataran tinggi lebih cepat daripada di dataran rendah sehingga pertumbuhan dan perkecambahan edamame menjadi lebih cepat hingga mencapai 79%.

Edamame menghendaki ketinggian lahan minimal 200 mdpl dan tidak lebih dari 500 mdpl, dengan suhu berkisar 26-30 0C dengan penyinaran penuh. Edamame sangat peka terhadap panjang hari terutama dalam pembentukan bunga sehingga panjang hari maksimal akan mempengaruhi produktifitas edamame. Tanah yang cocok dalam pertumbuhan edamame adalah tanah-tanah yang subur, gembur, kaya bahan organik, pengairan yang baik, dan kemasaman tanah yang netral berkisar 5,8-7,0 (Nazzarudin, 1993). Tanah-tanah alluvial, regosol, latosol, andosol, grumosol dapat menjadi tempat pertumbuhan edamame yang baik.

Manfaat edamame yang tinggi dan permintaan pasar yang tinggi, membuat harganya di pasaran mencapai Rp.22.000.- per 500 mg. Berbeda jauh dengan kedelai biasa yang dipatok harga kisaran Rp.14.000,- per 1 kg. Manfaat ini membuat petani Jember yang bermitra dengan perusahaan pengekspor edamame dapat meraup keuntungan 8 juta per Ha hanya dalam waktu 60-70 hari dalam sekali panen. Sedangkan edamame di tanam hingga 3 kali dalam setahun maka hanya dengan 1 Ha dalam setahun sudah meraup untung 24 juta apalagi jika mengelola nya lebih dari 1 Ha dengan kualitas edamame yang dihasilkan mulus dan tidak berbintik hitam maka akan lebih fantastik lagi. Produksi edamame dalam 1 Ha dapat menghasilkan 9-10 ton, dengan intensif Rp.800 per kg maka petani dapat meraup untung hingga 8 juta per Ha nya. Pendapatan yang fantastik ini dapat menjadi jalan sejahtera petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun