Mohon tunggu...
Siti Maspuroh
Siti Maspuroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung sekaligus Mahasantri di Mahad Tahfidz UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Zat Berbahaya dalam Jajanan Anak : Masalah Serius yang Memerlukan Perhatian

10 Desember 2024   13:21 Diperbarui: 10 Desember 2024   13:21 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena peredaran zat berbahaya dalam jajanan anak-anak telah menjadi masalah yang semakin memprihatinkan dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari berbagai pihak. Jajanan yang biasa ditemukan di sekitar sekolah, pasar, atau dari pedagang kaki lima sering kali mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan tubuh anak, baik dalam waktu dekat maupun dalam jangka panjang. Bahan-bahan kimia seperti pewarna buatan, pengawet, pemanis buatan, dan bahan kimia lainnya sering kali digunakan untuk tujuan tertentu, seperti mempercantik tampilan makanan, memperpanjang masa simpan, atau memberikan rasa manis pada makanan. Hal ini sangat berbahaya karena anak-anak memiliki tubuh yang lebih rentan terhadap dampak negatif bahan kimia, dengan sistem tubuh yang belum sepenuhnya berkembang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk segera menanggapi masalah ini dengan lebih serius dan kolaboratif, melibatkan pemerintah, masyarakat, pedagang, serta orang tua.

Salah satu penyebab utama maraknya penggunaan zat berbahaya pada jajanan anak adalah pengawasan yang masih lemah dari pihak berwenang. Meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan aturan yang jelas mengenai bahan-bahan yang aman untuk konsumsi, tidak semua jajanan yang dijual di pasaran mendapatkan pengawasan yang cukup. Banyak jajanan yang tidak terdaftar atau tidak melalui proses uji kelayakan yang diperlukan, sehingga bahan kimia yang digunakan bisa jadi berbahaya. Di sisi lain, pedagang yang menjual jajanan di pasar tradisional atau melalui pedagang kaki lima sering kali tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang dampak penggunaan bahan kimia berbahaya pada makanan. Mereka lebih fokus pada harga bahan baku yang murah untuk menekan biaya produksi, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan konsumen, terutama anak-anak. Kurangnya edukasi mengenai bahan-bahan yang aman dan berbahaya juga berperan dalam tingginya jumlah jajanan yang tidak sehat beredar di masyarakat.

Dampak dari konsumsi jajanan yang mengandung bahan kimia berbahaya sangat signifikan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, anak-anak yang mengonsumsi jajanan yang mengandung bahan kimia bisa mengalami gangguan pencernaan, seperti diare, sakit perut, atau kembung. Beberapa bahan pengawet dan pemanis buatan yang sering digunakan dalam jajanan anak dapat mempengaruhi keseimbangan mikrobiota usus dan menyebabkan gangguan pencernaan. Selain itu, pewarna makanan sintetis yang banyak digunakan dalam jajanan juga dapat menimbulkan reaksi alergi pada beberapa anak, seperti ruam kulit atau masalah pernapasan. Jika konsumsi bahan kimia ini terus berlanjut, hal itu bisa mengganggu proses tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun mental.

Dampak jangka panjang dari mengonsumsi jajanan yang mengandung zat berbahaya jauh lebih mengkhawatirkan. Salah satu dampak yang paling serius adalah gangguan perkembangan otak anak. Beberapa bahan kimia dalam pewarna dan pengawet sintetis terbukti dapat menurunkan kemampuan kognitif anak, menyebabkan gangguan perilaku, dan bahkan memicu hiperaktivitas. Sebagai contoh, pewarna makanan seperti Tartrazine (Yellow 5) dan Red 40 diketahui dapat menurunkan konsentrasi dan menyebabkan perilaku hiperaktif pada anak-anak. Selain itu, mengonsumsi bahan kimia berbahaya dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan metabolisme seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Bahan-bahan kimia seperti pemanis buatan yang digunakan dalam jajanan manis berkontribusi terhadap peningkatan kadar gula darah yang berisiko menyebabkan gangguan metabolik. Dalam kasus yang lebih parah, paparan bahan kimia karsinogenik atau penyebab kanker yang berkelanjutan bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker di usia dewasa.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan berbagai upaya, baik dari sisi pengawasan, edukasi, hingga perubahan pola pikir masyarakat. Pemerintah harus memperketat pengawasan terhadap peredaran jajanan anak di pasar, terutama di pasar tradisional dan dari pedagang kaki lima yang cenderung tidak terjangkau oleh regulasi yang ada. Pemerintah perlu melakukan pemeriksaan rutin terhadap jajanan yang beredar, baik secara acak maupun berdasarkan laporan dari masyarakat. Selain itu, pedagang jajanan harus diwajibkan untuk mendapatkan izin usaha yang sah serta mengikuti standar keamanan pangan yang ditetapkan pemerintah. Jika ditemukan pelanggaran, sanksi yang tegas harus diberikan agar pedagang tidak sembarangan menggunakan bahan kimia yang berbahaya pada produk jajanan yang dijual.

Edukasi kepada masyarakat, terutama orang tua dan pedagang, juga sangat penting dalam mengurangi konsumsi jajanan yang mengandung zat berbahaya. Orang tua harus diberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya memilih jajanan yang sehat dan aman untuk anak-anak mereka. Salah satu cara untuk menyampaikan informasi ini adalah dengan mengadakan kampanye atau seminar mengenai bahan-bahan yang berbahaya dalam makanan, serta cara memilih jajanan yang lebih sehat. Di sisi lain, pedagang jajanan juga perlu dilatih mengenai bahan-bahan yang aman dikonsumsi dan cara membuat jajanan yang lebih sehat, seperti menggunakan pewarna alami atau pengawet alami yang tidak berbahaya.

Di samping itu, pemerintah dan lembaga kesehatan juga perlu bekerja sama untuk mempromosikan jajanan sehat di sekolah-sekolah dan di lingkungan sekitar anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan jajanan sehat di kantin sekolah, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, atau snack yang diproses secara alami tanpa bahan kimia berbahaya. Kampanye mengenai pola makan sehat perlu dilakukan secara berkesinambungan dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik itu sekolah, orang tua, dan anak-anak itu sendiri. Anak-anak harus diberi pemahaman tentang pentingnya memilih makanan yang sehat dan mengenali jajanan yang tidak sehat.

Peningkatan kesadaran di kalangan masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Orang tua, khususnya, perlu memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai bahaya dari zat berbahaya dalam jajanan anak. Banyak orang tua yang belum menyadari bahwa jajanan yang tampak menarik dan enak itu sebenarnya mengandung bahan yang berbahaya. Oleh karena itu, kampanye untuk meningkatkan kesadaran orang tua mengenai bahaya bahan kimia dalam makanan harus diperkuat melalui media massa dan media sosial, yang dapat menjangkau lebih banyak orang tua dan anak-anak.

Selain itu, riset mengenai bahan kimia yang aman dan lebih ramah lingkungan perlu terus dikembangkan. Jika ditemukan bahan-bahan kimia yang lebih aman dan murah, produsen jajanan bisa lebih mudah beralih menggunakan bahan yang lebih sehat tanpa menambah biaya produksi secara signifikan. Dengan begitu, pedagang juga akan lebih tertarik untuk menggunakan bahan yang lebih sehat dan aman bagi anak-anak, karena dapat memperoleh produk yang lebih terjangkau namun tetap berkualitas.

Secara keseluruhan, maraknya penggunaan zat berbahaya dalam jajanan anak adalah masalah besar yang perlu segera ditangani. Dampaknya, baik dalam jangka pendek maupun panjang, dapat merusak kesehatan anak-anak kita. Oleh karena itu, pengawasan yang lebih ketat, edukasi yang lebih luas, dan promosi jajanan sehat menjadi langkah penting untuk mengatasi masalah ini. Jika semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, pedagang, hingga orang tua, bersatu untuk mengatasi masalah ini, kita dapat memastikan anak-anak kita tumbuh dengan sehat dan bebas dari bahaya zat berbahaya dalam jajanan mereka. Dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat untuk anak-anak, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi kesehatan generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun