Terik sinar mentari  menemani suasana hiruk pikuk masyarakat di Pasar Lembang. Panorama Lembang yang kerapkali dikaitkan dengan ketenangan dan keindahan, kali ini terpantau berantakan. Terlihat dari sampah usang yang berserakan dimana-mana, ditemani jalanan berlubang penuh kerikil yang tampak kumuh di sekitar pasar.
Deretan motor yang terparkir di luar pun terlihat sesak karena tak beraturan. Terlebih lagi saluran drainase yang terpantau kumuh penuh sampah dan lumpur terpampang di pinggir jalan sekitar pasar.
Suara klakson mobil dan motor yang saling bertautan memekakkan telinga, ditambah dengan asap kendaraan yang membuat sesak membersamai aktivitas para masyarakat di sana.
Di samping beberapa pengendara motor yang berjajar awut-awutan, terdengar suara entakkan kuda yang terlihat keletihan dengan air liur yang menetes ke aspal yang panas karena teriknya mentari. Di sana terlihat seorang pengendara Delman tua yang tampak kesusahan untuk berjalan di tengah hiruk pikuk padatnya jalanan.
Ade Saputra (65) namanya, yang terlihat gusar sembari menyeka keringat di kedua pelipisnya. Ade tumbuh dan besar di kota ini, ketika waktu dengan cepatnya melahap mimpi demi mimpi, ia masih tampak santai menikmati hidup sembari kenangannya terkunci di umur 20-an.
"(Saya) disini hanya melanjutkan hidup, sisanya hanya mencoba bertahan dengan kenangan semasa muda dulu," ucapnya Rabu (8/3/2023)
Diketahui Ade hidup bersama kedua cucunya dan seekor kuda yang setia menemaninya di satu sudut Lembang bagian utara. Dia berujar sangat menikmati hidupnya yang sederhana dan hangat.
"Kehadiran cucu menguatkan saya untuk tetap mencari rupiah di masa sekarang," sahutnya.
Walaupun banyak badai yang menerpa di depan, Ade tetap optimis melanjutkan hidupnya. Berbekal delman tua dan kuda setianya yang telah membersamai hidupnya di separuh waktu, dia yakin hidupnya akan baik-baik saja.
"Insyaallah, Tuhan gak bakal ngasih ujian diluar kemampuan makhluknya, jodoh, rezeki bahkan kematian ada di tangannya," ungkapnya
Panorama indah Kota Lembang yang terkenal dengan nuansa dingin nan tenteram ternyata menyimpan sisi hangat yang tak tersentuh di dalamnya.
Satu atau dua kali mengunjungi kota Lembang, rasanya belum cukup untuk menelusuri setiap sudutnya. Namun apabila terdapat satu sudut yang cukup membuat hati terenyuh, hal itu menjadi suatu pengingat tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H