Mohon tunggu...
siti mariam
siti mariam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca dan menulis merupakan hobu saya sejak kecil..dulu kita membaca bisa melalui surat kabar salah satunya Kompas,namun sejak adanya internet saya bisa membaca melalui media yg terdapat digoogle

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Batas Kesabaran

9 Juli 2024   19:00 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:28 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Nggak Mpok lagi libur ...lagi Mpok sabar banget sih,suruh bang Toing tuh bantu masa dia enak-enakan di rumah Mpok sibuk paling nggak dia bantu dong"kata Baim Sewot

"Udah nasib Mpok Im...pegel ati kalau diributin dia pergi Mpok takut jadi janda ..," 

Baim geleng-geleng kepala dan aku mengelus dada. 

        Baim mencariku didapur , " Mpok Im mau ngomong..." 

" Apa tuh im " 

" Im tadi lihat bang Toing di mall Mpok bergandengan tangan dengan cewek banyak kantong belanjaannya"

"Lu jangan fitnah,Mpok tau bang Toing tuh pemalas tapi nggak juga lu begitu"

" Bener Mpok ..."

" Udah pergi sana ! Kataku marah

Aku sedih juga Baim anaknya baik kok bisa bisanya memfitnah Abang iparnya sendiri..aku pokoknya belum percaya jika tidak melihat sendiri. Aku mencoba melupakan omongan Baim...hari ini aku harus membayar uang sekolah anakku, kubuka lemari dan kurogoh-rogoh dompet yang sengaja aku sembunyikan. Tidak juga ketemu..ya Tuhan kemana raibnya dompetku.Aku mulai panik kutarik semua baju tak juga bertemu.Jangan- jangan uang ku diambil bang Toing...bang Toing!" Siapa lagi tadi Baim cerita cewek yang digandeng bang Toing banyak belanjaannya.

      Nafasku tersengal- sengal ku susul tempat tongkrongannya di pangkalan ojek. Bang Toing masih ngobrol dengan teman- temannya ..dan yang bikin mendidih perempuan itu ada disampingnya. Tanpa kusadari kutarik rambut perempuan itu..." Dasar pelakor lu nggak tau si Toing punya bini hah !" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun