Aku masih sibuk menyusun daganganku dimeja,kue- kue basah sebagian ada yang kubuat ada juga titipan orang. Setiap pagi beginilah aktivitasku berjualan mencari nafkah ,padahal kata ustaz laki - laki wajib mencari nafkah bukan perempuan.Perempuan tugasnya mengurus rumah tangga andai bekerja hanya sebagai mencari tambahan bukan tulang punggung. Nah ,aku dari anak masih kecil hingga anak  sudah SMA aku terus yang bekerja,punya suami kerjanya kalau nggak Luntang- Lantung ya molor. Kalau malu udah dari dulu dah digunjingin tetangga terkadang ,adik-adikku kesal dengan kesabaran ku menghadapi bang Toing ,kalau mau menangis mungkin sudah berember-ember.
    "Mpok ,nasi uduk dua bungkus ya"suara lembut disampingku ,aku menoleh seorang wanita berambut pirang dengan mikeup tipis memberi senyuman,kutaksir paling-paling umurnya sekitar 40 tahunanlah namun masih kelihatan segar .tidak seperti aku Kumal bergulat terus dengan adonan tepung mana aku sempat berdandan yang terpikir aku harus bekerja keras untuk sekolah si Farhan dan Farya ."tumben beli dua bungkus buat siapa yang satunya ?" Tanyaku kepo .setahuku si Neneng ini hidup sendirian di kosnya Pak Sobri.Kata orang si Neneng bekerja di club malam sebagai penyanyi,berangkat malam pulang pagi ,nah tuh sibuk lagi ibu-ibu bergunjing aku mencoba tutup telinga tapi terkadang terbawa juga ." Yang satu buat suamiku Mpok" jawabnya sumringah,
"Oh ,dik Neneng sudah menikah lagi " selamat ya...."Â
"Terima kasih Mpok"
"Eh, ngomong-ngomong suaminya orang mana '
"Orang seberang..."Â
" Seberang mane...lautan"
"He he orang Padang"
"Weih rancak bana tuh ..."
" Mpok Leha bisa ngomong Padang ya " Â keheranan"Â
"Nggak sih ,ikut -ikut Uda Daril yang jual nasi Padang ..kan suka gitu dia ngomongnya"