Mohon tunggu...
Siti JoharManikam
Siti JoharManikam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat Bimbingan dan Konseling

14 Juni 2024   09:24 Diperbarui: 14 Juni 2024   14:48 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BIMBINGAN KONSELING sudah tidak asing lagi kita dengar. Disusun oleh dua kata yaitu Bimbingan dan Konseling.

Bimbingan Konseling akrab kita dengar melekat dengan guru BK di sekolah.

Tapi, apa sih sebenarnya Bimbingan Konseling itu? Artikel ini akan membahas hakikat Bimbingan dan Konseling.

A. HAKIKAT BIMBINGAN

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu kata “ Guidance” berasal dari kata kerja “to guidance” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu, sesuai dengan istilahnya, maka secara umum dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahakan kata “Guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti ini secara etimologis bimbingan berarti bantuan, tuntutan atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan, tuntutan, atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan.

Stoops dan Wahlquist (1958) mengemukakan “guidance is continuous process of helping the individual develop to the maximum of his capacity in the direction most beneficial to him self and to society.” (Bimbingan adalah proses bantuan yang berkesinambungan terhadap individu untuk mengembangkan kemampuan secara maksimal sehingga banyak bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat).

Dari pengertian bimbingan yang telah dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh konselor kepada individu atau sekelompok individu klien) menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan ini penekanannya bersifat preventif (pencegahan) artinya proses bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang (klien) supaya bisa mencegah agar suatu masalah bisa diselesaikan.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para pakar, dapat diidentifikasi hakikat pelayanan bimbingan sebagai berikut:

1. Pelayanan Bimbingan adalah Suatu Proses Berkelanjutan.

Hakekat bimbingan merupakan suatu proses berarti bimbingan itu dilaksanakan dalam suatu jangka waktu atau melalui suatu tahap-tahap atau langkah-langkah atau periode. Di samping waktu (periodically), hakikat bimbingan adalah kegiatan psikologis dan pendidikan (educational and psychological) yang menyangkut kejiwaan atau mental atau tingkah laku manusia sehingga memerlukan jangka waktu tertentu untuk mengubahnya. Bimbingan berbeda dengan kegiatan-kegiatan yang objeknya adalah fisik atau alamiah. Memberi obatkepada organisme atau memberi pupuk atau mengubah benda-benda mati ke bentuk tertentu merupakan kegiatan yang memerlukan waktu sedikit bahkan sesaat.

Oleh karena hakikatnya sebagai suatu proses maka: (1) kegiatan bimbingan hendaknya didasarkan pada program yangterencana, (2) program itu dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan, tingkat kelas dan menggunakan pendekatan dan metode yang sistematis, (3) konselor tidak boleh mengharapkan perubahan tingkah laku yang instan atau cepat terjadi, dan (4) kegiatan bimbingan tidak hanya sekali melainkan beberapa kali sambil dikuti perubahan tingkah laku siswa atau konseli secara bertahap pula (follow-up).

2. Pelayanan Bimbingan adalah Bantuan

Hakekat kedua dari definisi bimbingan adalah bantuan. Aspek ini merupakan aspek pokok dari definisi bimbingan. Bantuan adalah pemberian pertolongan dengan suka rela atau tidak memaksa orang yang dibantu menerima atau mengikutinya. Peran utama ada pada individu sendiri yang dibantu. Sifat bantuan dalam bimbingan dibatasi pada bantuan edukatifpsikologis, bantuan yang mendidik agar peserta didik dapat membantu dirinya sendiri bukan tetap bergantung pada konselor. Implikasi melaksanakan bantuan itu bisa berupa: konselor dengan sukarela membantu siswa memahami dirinya, menjelaskan cara belajar efektif, memberi informasi kepada siswa tentang peminatan, menyadarkan siswa tentang potensi dirinya, dan mendorong siswa mengambil keputusan yang benar dan bijaksana.

3. Pelayanan Bimbingan itu Bersifat Individual

Bimbingan atau bantuan itu diberikan kepada individu. Yang dimaksudkan dengan individu di siniadalah orang yang mempunyai kemampuan-kemampuan dan berpotensi untuk mewujudkannya. Dengan bimbingan yang menghargai perbedaan individual, seseorang dapat mewujudkan potensi pribadinya secara optimal.Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, misalnya, konselor mengetahui bahwa tiap murid mempunyai inteligensi, bakat, minat, cita-cita yang berbeda-beda. Bimbingan tidak membuat mereka sama tetapi justru semakin membuat mereka berbeda dari yang lain atau semakin nyata keindividualannya karena terwujud potensi dirinya masing-masing. Biarlah si Johni Panjaitan jadi insinyur, Santi jadi dokter, Untung jadi tentara, Liong menjadi guru, Siti menjadi ahli hukum dan sebagainya.

4. Pelayanan Bimbingan Memiliki Tujuan

Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan. Sebagaimana terdapat dalam definisi-definisi, bimbingan bertujuan agar individu memahami dirinya, memahami dunianya.
Berdasarkan pemahaman diri dan lingkungannya itu maka ia mengarahkan diri dengan tepat sehingga terwujud potensi dirinya. Pada gilirannya, Ia menjadi bahagia dan produktif, dan sejahteralah jiwanya. Tujuan ini merupakan tujuan akhir. Bimbingan di sekolah lebih berupaya mencapai tujuan jangka pendek misalnya murid mengukur kekuatan dirinya: inteligensinya, kecerdasan emosinya, bakat dan minatnya serta prestasi belajar, latar belakang keluraga. Bertolak dari pemahaman diri yang konkret ini, ia merencanakan studi dan  karier atau lebih operasional lagi adalah belajar dengan baik,
memilih jurusan yang tepat, memilih cita-cita karier dan sebagainya.Diasumsikan ia akan berhasil dan merasa berbahagia dalam hidupnya.

B. HAKIKAT KONSELING

Sedangkan kata konseling secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien (counselee). Dalam Kamus Bahasa Inggris, Konseling dikaitkan
dengan kata “counsel” yang diartikan sebagai nasehat (to obtain counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian, konseling diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

Konseling juga didefinisikan sebagai suatu hubungan antara seorang yang profesional dan individu yang memerlukan bantuan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik dalam pengambilan keputusan. Makna dari pengertian ini adalah konseling merupakan hubungan secara profesional antara seorang konselor dengan klien yang mencari bantuan agar klien dapat mengatasi kecemasan dan mampu mengambil keputusan sendiri atas pemecahan masalah yang dihadapinya.

Berdasarkan definisi konseling tersebut, dapat disimpulkan bahwa hakikat pelayanan konseling sebagai berikut:

1. Interaksi.

Interaksi berarti hubungan timbal balik antara konselor dan konseli baik secara langsung (face to face relationship) maupun dengan caratidak langsung dengan
menggunakan teknologi komunikasi (e-counseling). Sebenarnya interaksi konseling yang baik adalah interaksi primer yakni kontak langsung atau tatap muka antara
konselor dan konseli sehingga ada kehangatan psikologis (warm). Dalam kontak langsung konselor dan konseli dapat bersalaman, senyum, mengamati mimik, mendengar
nada dan irama berbicara, lihat, berbicara, mengangguk atau menggeleng, sedih, menangis, gembira, puas dan sebagainya. Namun, dengan perkembangan teknologi
komunikasi, dan tidak perlu terikat oleh waktu dan tempat maka interaksi konseling dapat dilakukan secara sekunder yakni melalui e-counseling atau fasilitas internet lainnya.

2. Kegiatan professional.

Kegiatan proses konseling, pemilihan pendekatan, dan strategis konseling didasarkan
pada teori. Demikian juga kegiatan profesional tersebut dilaksanakan oleh orang profesional (konselor) yang telah disiapkan, dididik, dilatih dalam waktu yang relatif lama oleh lembaga pendidikan tinggi terakreditasi. Seorang konselor harus mempunyai alasan mengapa ia menetapkan jenis pendekatan konseling dan strategi tertentu untuk klien tertentu pula, bukan yang lainnya. Bak membangun rumah, ia bukan tukang atau kuli melainkan perancang bangunan, model rumah, ukuran, kualitas bahan, komposisi beton, kesesuaian dengan iklim dan jenis tanah merupakan tanggung jawab professional konselor.

3. Adanya masalah.

Berbeda dengan konsep bimbingan, salah satu ciri konseling adalah adanya masalah. Klien yang datang pada konselor biasanya mempunyai masalah tertentu. Namun masalah tersebut masih tergolong normal: masalah belajar, penyesuaian diri, pemilihan jurusan, rencana karier sehingga dapat dipecahkan konselor dan klien sendiri atau salah satu dari mereka, sedangkan masalah berat: psikosis, psikoneurosis, kriminal, dan sebagainya bukan otoritas konselor. Konselor berkewajiban menyerahkan klien itu pada lembaga atau pihak yang berkompeten.

4. Adanya penggunaan metode atau teknik.

Konseling diadakan dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu. Konselor barangkali menggunakan pendekatan psikoanalisis, behavioral, analisis transaksional, terapi rasional emotive dan pendekatan-pendekatan lain. Setiap pendekatan biasanya mempunyai teknik–teknik khusus. Mislanya pendekatan psikoanalisis mempunyai teknik analisis mimpi, asosiasi bebas, interprestasi baik terhadap resistensi maupun transferensi. Namun dewasa ini, pendekatan konseling yang digunakan cenderung integratif.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pengertian bimbingan dan konseling adalah Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan dimasa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun