Siti Maizaharoh
Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat
Kain tenun songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak. Menurut Widati, (2016:135) dalam bukunya mengartikan tenun sebagai hasil kerajinan berupa kain dari bahan yang dibuat benang (kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara memasukkan bahan secara melintang pada lusi.
Kami mewawancarai masyarakat asli Dusun Sade, Desa Rembitan, Kec. Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat yang bernama inak haikal atau ibu haikal pekerjaan tetap sebagai petani dan pekerjaan sampingan sebagai penenun kain tenun songket. Berdasarkan penjelasan dari ibu haikal selaku narasumber,Â
Menenun dalam bahasa sasak disebut Sesek, Sesek dilakukan dengan cara menjalin benang satu demi satu (sak sak) benang yang sudah terjalin kemudian dipadatkan dengan cara memukul mukul alat tenun hingga berwujud kain. Pemasaran yang dilakuakan ada beberapa strategi salah satunya dengan berdagangan ditempat  yakni didesa wisata desa sade, pinggir-pinggir pantai maupun ditempat wisata lainnya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan luar negeri maupun masyarakat indonesia.Â
Harga kain tenun songket yang ibu haikal jual bisa mencapai 70-350 ribu tergantung dari motif maupun kualitas dari benang yang dipakai, beliau menyatakan bahwa motif dari kain tenun songket mulanya diambil dari motif wayang namun seiring berjalannya waktu, hal tesebut semakin dikembangkan dengan menciptakan motif baru serta terinspirasi dari lingkungan sekitar seperti: motif bambo,kayu,biji pare,bunga jatuh dan lain lain.
Dalam kehidupan masyarakat sasak, kain songket digunakan sebagai pakaian pria maupun wanita pada saat berlangsung upacara adat atau sebagai pakaian pengantin. Adapun kegunaan dari kain tenun songket ini juga diantaranya:
- Nyongkolan
- Nyelabar
- Peresean
Faktor pendukung dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sade dengan adanya kain tenun songket ini adalah banyaknya wisatawan yang datang kewisata perumahan desa sade yang masih menerapkan bangunan rumah kuno dan unik. Para wisatawan baik dalam negeri maupun orang orang asing banyak berkunjung serta membeli kenangan kenangan dari Lombok berupa kain tenun songket tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H