Mohon tunggu...
siti maizaharoh
siti maizaharoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Strategi Pembuatan dan Pemasaran Kain Tenun Songket Desa Sade

27 Juni 2024   09:38 Diperbarui: 27 Juni 2024   09:46 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siti Maizaharoh

Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Kain tenun songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak. Menurut Widati, (2016:135) dalam bukunya mengartikan tenun sebagai hasil kerajinan berupa kain dari bahan yang dibuat benang (kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara memasukkan bahan secara melintang pada lusi.

Kami mewawancarai masyarakat asli Dusun Sade, Desa Rembitan, Kec. Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat yang bernama inak haikal atau ibu haikal pekerjaan tetap sebagai petani dan pekerjaan sampingan sebagai penenun kain tenun songket. Berdasarkan penjelasan dari ibu haikal selaku narasumber, 

Menenun dalam bahasa sasak disebut Sesek, Sesek dilakukan dengan cara menjalin benang satu demi satu (sak sak) benang yang sudah terjalin kemudian dipadatkan dengan cara memukul mukul alat tenun hingga berwujud kain. Pemasaran yang dilakuakan ada beberapa strategi salah satunya dengan berdagangan ditempat  yakni didesa wisata desa sade, pinggir-pinggir pantai maupun ditempat wisata lainnya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan luar negeri maupun masyarakat indonesia. 

Harga kain tenun songket yang ibu haikal jual bisa mencapai 70-350 ribu tergantung dari motif maupun kualitas dari benang yang dipakai, beliau menyatakan bahwa motif dari kain tenun songket mulanya diambil dari motif wayang namun seiring berjalannya waktu, hal tesebut semakin dikembangkan dengan menciptakan motif baru serta terinspirasi dari lingkungan sekitar seperti: motif bambo,kayu,biji pare,bunga jatuh dan lain lain.

Dalam kehidupan masyarakat sasak, kain songket digunakan sebagai pakaian pria maupun wanita pada saat berlangsung upacara adat atau sebagai pakaian pengantin. Adapun kegunaan dari kain tenun songket ini juga diantaranya:

- Nyongkolan
- Nyelabar
- Peresean

Faktor pendukung dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sade dengan adanya kain tenun songket ini adalah banyaknya wisatawan yang datang kewisata perumahan desa sade yang masih menerapkan bangunan rumah kuno dan unik. Para wisatawan baik dalam negeri maupun orang orang asing banyak berkunjung serta membeli kenangan kenangan dari Lombok berupa kain tenun songket tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun