Mohon tunggu...
siti maisaroh
siti maisaroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Kearifan Lokal bagi Kelestarian Lingkungan Sekitar Goa Ngerong Tuban

15 Desember 2022   11:46 Diperbarui: 15 Desember 2022   12:09 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Terdapat banyak sekali tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di Kabupaten Tuban. Dimulai dari wisata alam, wisata sejarah, dan masih banyak lagi. Wisata alam di Tuban sangat banyak sekali, salah satu contohnya yaitu wisata Goa Ngerong yang terletak di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.

Saat kita akan berwisata di Goa Ngerong Tuban kita akan melihat keasrian alam dengan sumber mata air yang keluar dari goa. Namun ada yang lebih unik lagi bahkan bisa disebut sebagai ikoniknya Goa Ngerong yaitu, disetiap aliran air yang berasal dari Goa Ngerong terdapat banyak sekali ikan-ikan dan kura-kura yang berenang didalamnya.

Saat kita menceburkan kaki kedalamnya maka ikan-ikan akan mengerubungi kaki kita, selain itu kita juga bisa memberi makan ikan-ikan yang ada di Goa Ngerong dengan cara membeli pakan ikan dari pedagang-pedagang di sekitar sumber mata air Goa Ngerong. Selain ikan-ikan dan kura-kura pada saat siang hari kita juga bisa melihat kelelawar yang bergelantungan di atap goa. Sudah dipastikan jika berlibur di Goa Ngerong akan sangat seru sekali.

Namun, dibalik keseruan yang kita dapatkan saat berwisata di Goa Ngerong ternyata ada kepercayaan masyarakat setempat yang cukup mistis. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa apabila ada pengunjung yang datang kemudian pulang membawa ikan atau kura-kura yang berasal dari sumber air di dalam goa maka akan mendapatkan mala petaka atau kesialan.

Kepercayaan lainnya yang hingga saat ini masih tumbuh subur di Goa Ngerong yaitu apabila seorang berani membawa ikan dan kura-kura keluar dari tempatnya maka akan didatangi hantu hingga hewan itu dikembalikan ke tempat semula.

Cerita dibalik kepercayaan masyarakat setempat mengenai Gua Ngerong berasal dari terbentuknya Kadipaten Tuban di masa kerajaan dulu, kepahlawanan tokoh Kembangjoyo yang sakti mandraguna hingga cerita tentang kecantikan putri Ngerong yang elok rupawan. Beberapa kisah dari mulut-kemulut yang beredar di kalangan warga sekitar, sang putri yang konon bertapa di dalam Goa Ngerong hingga raganya menghilang tetapi masih kerap terdengar suaranya dan kerap muncul di tengah kesibukan orang nyekar. Sang putri tersebut digambarkan mengenakan kebaya dengan selendang di bahunya sambil membawa tas belanjaan khas orang dusun.

Menurut kepercayaan dari masyarakat setempat, ikan dan kura-kura yang berjumlah ribuan yang terdapat di Goa Ngerong tersebut merupakan jelmaan bidadari dan Senopati Kerajaan Gumenggeng yang dikutuk Dewa karena membuat kesalahan.

Jika melihat kepercayaan masyarakat sekitar Gua Ngerong tentu akan dikait-kaitkan dengan hal-hal yang mistis, namun jika kita melihatnya dari sudut pandang yang positif kita dapat melihat bahwa dengan adanya kepercayaan seperti ini membuat ikan-ikan serta kura-kura yang ada di Goa Ngerong tetap lestari hingga saat ini.

Selain itu adanya kepercayaan seperti ini juga menjaga keikonikan dari Goa Ngerong sehingga tempat wisata ini dapat terus beroprasi. Jika diamati hal ini tentu saja juga menguntungkan perekonomian masyarakat sekitar Goa Ngerong.

Kepercayaan masyarakat sekitar pada daerah tertentu seperti kepercayaan masyarakat terhadap larangan di Goa Ngerong ini termasuk kedalam salah satu kearifan lokal, pengertian dari kearifan lokal menurut Wibowo Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri.

Setelah kita mengetahui kepercayaan terhadap larangan di Goa Ngerong termasuk kedalam kearifan lokal yang menarik sehingga patut untuk dilestarikan agar menjaga keaslian dan keasrian dari tempat ini agar terhindar dari kerusakan sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga serta banyak menarik wisatawan untuk berkunjung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun