Dalam pandangan global mengenai Ideologi Al-Qaeda dan ISIS dikenal sebagai gerakan Islam radikal. Keduanya dianggap kelompok teroris yang menggunakan kekerasan ekstrem untuk mencapai tujuan mereka. Organisasi ini, dengan agenda globalnya, mencoba membangun gerakan jihad global yang sering kali disalahartikan.
Al-Qaeda dan ISIS telah menjadi kelompok Salafisme-Jihadisme yang paling menonjol dalam gerakan jihad global. Al-Qaeda dan ISIS memprioritaskan dan mengkontekstualisasikan kerangka ideologis mereka dengan cara yang berbeda, meskipun keduanya berpegang pada ideologi yang sama, yaitu Salafisme-Jihadisme. Mobilisasi Al-Qaeda cenderung lebih mengandalkan kerangka politik untuk menarik simpati sedangkan pembingkaian ISIS hampir secara eksklusif religius.
Al-Qaeda, sejak awal, telah menunjukkan kecenderungan untuk menjalankan diplomasi dalam ranah jihad global. Mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan kelompok lain atau hidup berdampingan meskipun perbedaan ideologis. Aliansi yang paling mencolok adalah hubungan mereka dengan Taliban di Afghanistan, di mana meskipun perbedaan pendekatan dan ideologi, keduanya mampu berkoordinasi tanpa saling bertarung. Fleksibilitas ini memberikan Al-Qaeda keunggulan dalam menjalankan strategi jangka panjang mereka.
Di sisi lain, ISIS, dengan kerangka puritania yang mereka anut, cenderung mengambil pendekatan isolasionis. Meskipun berhasil selama masa kejayaan kekhalifahan, isolasi ini mulai menimbulkan tantangan setelah runtuhnya struktur pemerintahan mereka. Seiring waktu, isolasi yang diadopsi oleh ISIS dapat dianggap sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kemunduran mereka. Dalam menghadapi tantangan kompleks di panggung internasional, strategi isolasionis mereka mungkin telah menjadi pilihan yang kurang berkelanjutan setelah kehancuran struktur pemerintahan kekhalifahan.
Al-Qaeda dan ISIS sama-sama meyakini bahwa Islam adalah agama yang suprematif dan harus ditegakkan di seluruh dunia. Mereka juga meyakini bahwa kaum Kristen dan Yahudi adalah musuh Islam yang harus dilawan. Al-Qaeda dan ISIS menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Mereka telah melakukan berbagai serangan teroris di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan Timur Tengah. Akibat dari aksi-aksi terorisme yang dilakukan oleh Al-Qaeda dan ISIS, kedua kelompok tersebut telah dicap sebagai organisasi teroris oleh banyak negara.
Al-Qaeda
Secara historis Al-Qaeda di bawah kepemimpinan Osama Bin Laden telah melatih keterampilan militer kader Jamaah Islamiyah untuk membantu para jihadis Afghanistan melawan komunisme Soviet hingga Soviet kalah dan meninggalkan Afghanistan. Al-Qaeda tidak hanya aktif di Afghanistan tetapi juga menyebar ke tempat lain, termasuk Indonesia.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, kelompok ini menjadi puncak perhatian dunia karena terhadap terjadi peristiwa pada 11 September 2001, ketika kelompok ini melancarkan serangan teroris yang menghancurkan Menara Kembar World Trade Center di New York. Serangan ini menewaskan ribuan orang dan menjadi salah satu serangan teroris paling mematikan dalam sejarah modern. Al-Qaeda dengan tegas mengklaim tanggung jawab atas serangan tersebut, menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mendirikan negara Islam yang diatur oleh hukum Syariah.
ISIS
Saat ini ISIS merupakan gerakan radikalisme terbesar di dunia. Mereka menganggap diri mereka sebagai satu-satunya kelompok yang benar-benar mewakili Islam, dan mereka menganggap semua Muslim yang tidak setuju dengan mereka sebagai murtad. ISIS disebut-sebut merupakan pecahan atau perkembangan dari Al-Qaeda yang mana hal tersebut telah diprediksi oleh Chandler dan Gunaratna pasca peristiwa 911 di Amerika Serikat. Meski Al-Qaeda sudah membantah pendapat tersebut, akan tetapi terdapat persamaan ideogi antara ISIS dengan Al-Qaeda yaitu dengan menjalakan Ideologi Jihad di jalan Allah.
Gerakan atau kelompok ekstremis Muslim yang dibentuk pada 9 April 2013 di bawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi yang bertujuan untuk mendirikan negara Islam dan menegakkan kekhilafahan Islam di Irak dan Suriah. Sepintas, ideologi ISIS mungkin tampak tidak dapat dibedakan dengan ideologi Al-Qaeda, seperti ditulis Ahmad Saiful Rijal bin Hassan dkk dari Nanyang Technological University, Singapura. Namun pada kenyataannya, kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan dalam beberapa hal yang berkaitan dengan Aqidah (akidah) dan Manhaj (metodologi).
Secara khusus, inti perselisihan antara Al-Qaeda dan ISIS berfokus pada penggunaan takfir yang berlebihan oleh ISIS, pada cara dan momen yang tepat untuk mendirikan kekhalifahan Islam, dan pada cara penggunaan narasi Akhir Zaman. Dan meskipun Zarqawi akhirnya berjanji setia kepada Osama Bin Laden, perbedaan mendasar tetap ada dan akhirnya menyebabkan perpecahan terbuka antara ISIS dari Al-Qaeda.
Ideologi ISIS menyatakan Islam harus dibersihkan dari dalam, dan umat Muslim yang tidak secara ketat mengikuti interpretasi Islam yang disahkan ISIS harus dinyatakan murtad, darahnya halal dan boleh dihukum mati. Sebaliknya, Al-Qaeda menganggap pembunuhan Muslim sebagai tidak sesuai dengan tujuan jihad yang lebih luas, karena dukungan dari umat Islam akan dilemahkan oleh pembunuhan Muslim, baik Syiah maupun Sunni.