Daun Kering
Siti Mahdurrotul WahidahÂ
semilir angin sore menyibak dedaun kering itu,
menerbangkannya seolah ingin kembali tertanam,
pada ranting-ranting yang telah ditinggalkannya,
sore itu kita berkerumun menghitung bayaknya daun jatuh,
menengadahkan tangan menghitung napas kebersamaan kita,
jingga yang menguar laksana rumah dan kehangatannya,
tapi ini bukan rumah kita,
ini tidaklah abadi,
pada waktu yang terpatri,
kaki kita akan melangkah tanpa tangan kita yang saling tergenggam,
pada waktu yang terpatri,
jarak akan besar dengan kesombongannya,
suatu saat tempat ini adalah kenangan,
suatu saat kebersamaan kita terlintas bagai peluk kehangatan,
besar harapku pada temu kita entah kapan itu,
tak sekalipun menelusup rasa asing antara jemari yang saling bertaut.
Kebumen, 21 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H