Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sensasi Memiliki Adek yang Kata Orang "Indigo"

4 Maret 2021   17:43 Diperbarui: 9 Maret 2021   03:04 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rasa takut itu hal yang wajar"

Di dunia ini Tuhan menciptakan makhluk dengan berbagai macam jenisnya. Mulai dari yang terlihat hingga tak terlihat. 

Kamu pasti tau golongan yang terlihat apa aja, si embekk dan kawan-kawan, si janda bolong dan kawan-kawan, dan yang jelas kamu. Sedangkan yang gak terlihat, golongan yang hidup di dunia gaib. 

Ngebahas tentang makhluk gaib, yang golongannya gitu-gituan. Pasti paham kan? Pernah gak kamu ngeliat mereka? Atau punya sodara yang bisa ngeliat mereka? 

Kalo kamu punya kita sama, sebut saja nama adekku Nana (nama samaran). Sejak dia SD kelas 1, Nana udah biasa ngeliat gitu-gituan. Mungkin lebih tepatnya dari Nana kecil. 

Pernah juga sampe kemasukan gitu-gituan, hanya karena masalah sepele. Adekku gak sengaja menendang mainan anak mereka. 

Nempellah 3 orang di adekku, mulai dari nenek tua, nenek bisu, hingga anak kecil. Memakan waktu cukup lama untuk menyembuhkan kondisi adekku. Tapi pada akhirnya sembuh juga. 

Orangtuaku mengira cukup sampe disitu, kejadian yang menimpa adekku. Ternyata masih lanjut, masa-masa SD sampe lulus adekku selalu melihat sosok perempuan berbaju putih, berambut panjang dan muka rata di rumah. 

Muka rata berarti gak berhidung, bermata, bermulut. Hal itu terjadi setiap hari, dan setiap hari pula adekku menceritakan kejadian yang menimpanya pada ayahku. 

Ayahku yang 'sebenarnya', agak takut-takut ngeri setiap mendengar kisah horor adekku dengan setia dan tenang mendengarkan. Ayahku hanya berpesan, gak perlu diganggu diem aja kalo ada mereka. 

Masih berlanjut, waktu Nana akan daftar SMP. Setiap Nana masuk ke gerbang semua sekolah, pasti langsung berhenti ditengah jalan. Dan bilang, 

"Aku gak mau disini"

Okelah, langsung gass cari SMP lain. Usut punya usut, ternyata sekian banyak SMP yang ditolak Nana dulunya ada yang bekas kuburan ada yang bekas semacam rumah sakit, ada juga karena sekolahnya yang emang gak bisa menjaga kebersihan. 

Padahal beberapa sekolah itu, yang minta Nana jadi siswanya. Sebab nilai UN Nana waktu itu masuk kategori tinggi. Apalah daya jika adekku gak tertarik sama sekali. 

Akhirnya dapetlah SMP Negeri yang menurut adekku ini aman. Aman karena gitu-gituannnya gak terlalu banyak, katanya. Masa SMP Nana udah jarang sekali melihat mereka, sekali-kali kadang mereka muncul. Yang sering muncul ya mbak-mbak wajah rata itu. 

Namun waktu adekku masuk pesantren, namanya juga pesantren pasti ada dan buanyak gitu-gituan. Meskipun pesantren tempatnya buat ngaji. Tapi ya gak cuma pesantren aja, dimana-mana pasti ada. Cuma aja kita gak tau. 

Balik ke cerita Nana, karena ini pertama kalinya Nana masuk pesantren. Ibu memintaku menemani Nana di pesantren selama sebulan. Biar Nana gak terlalu kaget banget. 

Kejadian adekku mulai bisa ngeliat lagi-pun dimulai. Awal mulanya ibu dapur pesantren yang tiba-tiba kesurupan saat memasak di dapur. Saking anak-anak pesantren gak sadarnya kalo ibu dapur kesurupan, mereka masih tetep guyon bareng waktu masak.

Bu Nyai Pesantren yang peka banget saat ada orang yang mulai tak beres, langsung memanggil sebut saja Nyai Ulfa (nama samaran). Nyai Ulfa terkenal dengan kemampuannya yang bisa menyembuhkan orang kesurupan, membersihkan tempat-tempat yang ada penunggu bahkan Nyai Ulfa memiliki santri yang tak terlihat juga. 

Nyai Ulfa dateng, disembuhkanlah ibu dapur tadi. Seperti kataku diawal, Bu Nyai Pesantren peka banget saat melihat ada orang yang tak beres, Bu Nyai Pesantren mengutusku menghadap beliau. 

"Nduk, aku merasa ada yang gak beres sama adekku. Mumpung ada Nyai Ulfa, sekalian minta disembuhkan juga. Soalnya adekku keliatan lesu dan gak ada gairah untuk semangat belajar" dawuh Bu Nyai Pesantren. 

"Ngge, Bu Nyai"

"Adekmu bisa ngeliat kan?"

"Ngge, larene saget ningali mulai alitt" (Ya, anaknya bisa ngeliat dari kecil)

"Ya wes semisan ditambakno" (Ya udah, sekalian diobati) 

Cepat-cepat kupanggil adekku untuk kuajak bertemu Nyai Ulfa. Entah apa yang diobrolkan adekku dengan Nyai Ulfa, yang jelas aku diminta Nyai Ulfa untuk meninggalkan adekku waktu itu. 

Setelah bertemu Nyai Ulfa, ternyata adekku Nana ditanya 'pernahkah melihat mereka disini?'. Dan Nana menjawab 'Ya sering'. 

Jiwa-jiwa seorang kakak yang mulai gak tega adeknya ngeliat sendiri, kuputuskan setiap kali adekku melihat mereka kuminta adekku menceritakan padaku. Ya meskipun aku sama seperti ayahku, takut-takut ngeri juga. 

Dasarnya Nana yang cuek, gak pedulian sama manusia, apalagi mereka. Membuat Nana ketika ngeliat mereka 'B-aja' (Biasa aja). Ya ada untungnya. Pada akhirnya sambil mengikuti proses penyembuhan dari Nyai Ulfa, setiap kali Nana ngeliat pasti langsung cerita ke mbaknya ini. 

Mulai dari waktu Nana duduk di kamar, ngeliat anak pesantren mau masuk kamar mandi tiba-tiba ada yang ikut masuk bareng anak tadi. Siang bolong sosok hitam berbadan gede drngan pedenya nongol ngeliatin Nana. 

Malem-malem kedengaran suara orang nyuci di lantai 3 tempat jemuran. Waktu Nana ngaji dalam kondisi ngantuk hampir ketiduran, tiba-tiba ada nutupin telinga dan colek lehernya. Mungkin ngingetin Nana, kalo ngaji gak boleh tidur. Dan masih banyak lagi. 

Saat proses penyembuhan Nana selesai, barulah Nana gak ngeliat yang hitem-hitem lagi. Ganti sekarang yang putih-putih, orang pake gamis putih, dikepalanya pake surban, ada kabut-kabut putih juga mengitari pesantren. 

Kata Nyai Ulfa, yang pake gamis putih itu salah satu santri gaib Nyai Ulfa dan yang putih-putih itu sejenis untuk membentengi pesantrennya. 

Dari kisah adekku Nana, banyak yang bilang adekku memiliki kemampuan seperti anak indigo. Tapi aku sendiri gak yakin dengar katanya-katanya orang. Salah satu informasi yang kudapatkan, mengutip pendapat dari,

Carrol dan Tober, anak indigo susah dalam menyesuaikan dirinya dengan orang lain. Dari yang aku amati selama ini pada adekku, adekku mudah dalam menyesuaikan diri dengan orang lain terutama orang baru.  

Stevenson dan Matlock, anak indigo menceritakan pada orang tua mereka siapa mereka dulu, lebih tepatnya menceritakan reinkarnasi. Sedangkan adekku tidak pernah sama sekali. 

Faktanya memang tidak benar adanya. Lalu kenapa adekku bisa melihat hantu? Bukannya anak indigo salah satunya cirinya bisa melihat hantu?? 

Penjelasan pakar ali saraf di Kanada, Michael Persinger, mengungkapkan medan magnet yang berdenyut tidak kentara pada tingkat sadar dan membuat seseorang seolah-olah ada kehadiran 'hantu atau makhluk lain' di dekatnya.

Berarti yang dilihat adekku selama ini gak ada dong? Bisa jadi. Sugesti yang terkadang turut mempengaruhi seseorang yang mengaku melihat sebuah penampakan yang diyakini sebagai gitu-gituan, maksudnya 'hantu'. 

Ya kamu gak perlu sampe takut banget ke mereka. Mereka juga makhluk ciptaan Tuhan bukan? Takut itu wajar, yang penting kamu gak sampe ganggu mereka. Mereka juga punya hak hidup seperti kamu. Semoga dengan ini kamu dan aku lebih bisa menghargai keberadaan semua makhluk.

Mohon maaf jika ada salah kata dalam penulisan.  

Semoga Bermanfaat, untuk nemenin malem jum'at kamu! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun