Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendidikan Inklusi, Pendidikan Penuh Cinta

7 Desember 2020   13:51 Diperbarui: 7 Desember 2020   14:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: app.emaze.com

Pendidikan juga sudah menjadi kebutuhan dasar setiap manusia, bahkan menjadi aspek yang penting untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia agar lebih bermanfaat. 

Taukah kamu kenapa aku katakan pendidikan inklusi penuh cinta??

Seorang guru yang mengajar dalam pendidikan inklusi harus dan wajib memiliki toleransi yang tinggi dan berjiwa besar. Sebab yang guru tersebut hadapi berbeda dengan anak normal pada umumnya. 

Persiapan yang paling utama untuk menjadi guru inklusi yaitu mentalnya. Selain itu pihak sekolah harus memberikan arahan atau treatment untuk meningkatkan mental guru sebelum terjun ke lapangan. 

Guru yang tidak diberikan pengetahuan terlebih dahulu tentang apa itu inklusi dan bagaimana karakteristik peserta didik di sekolah inkllusi akan memberikan dampak tersendiri bagi perkembangan anak, terutama pendidikan inklusi tak lagi menjadi pendidikan yang penuh cinta. Bisa jadi pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus terhambat sebab kinerja guru yang kurang maksimal. 

Dari sini semakin jelas bahwa pendidikan inklusi dapat berjalan dengan lancar sebab bagaimana tindakan dari tokoh utamanya yaitu guru inklusinya. Guru inklusi menjadi sosok yang berpengaruh dalam proses pembelajaran di kelas. Terutama guru inklusi menjadi figure orangtua ketika di sekolah. 

Benar-benar dibutuhkan guru yang berjiwa besar dan dipenuhi rasa cinta pada diri guru tersebut agar pendidikan inklusi dapat berjalan dengan maksimal. 

Dan aku yakin ketulusan dan kasih sayang guru inklusi tersebut akan selalu diingat anak didiknya, dan menurutku menjadi seorang guru yang selalu diingat dan tertanam dalam pikiran peserta didik merupakan guru berhasil. Sebab banyak orang yang bisa menjadi guru, tapi menjadi guru yang ada dihati peserta didik hanya beberapa.

Semoga Bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun