"Kesempurnaan hanya milik Allah semata, dan alangkah baiknya kita mensyukuri apa yang kita punya"
Sempurna, sehat dan normal merupakan harapan terbesar ketika orangtua akan memiliki buah hati. Akan tetapi, terkadang anak lahir tak sesuai ekspetasi para orangtua.Â
Beberapa anak lahir memerlukan perlakuan khusus untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan mereka dan mereka disebut dengan anak berkebutuhan khusus (ABK).Â
Ciri khas yang memudahkan kita mengetahui gambaran anak berkebutuhan khusus yaitu mereka tumbuh dan berproses dengan tidak wajar, hal ini yang membedakan mereka dengan anak normal lainnya.Â
Mereka cenderung menghindar, rendah diri, bisa juga bersikap agresif dan memiliki semangat belajar yang rendah. Hal inilah yang membuat anak berkebutuhan khusus membutuhkan perlakuan khusus untuk membantu mereka dalam beraktivitas.
Anak berkebutuhan khusus, meskipun mereka terlihat tak normal dengan anak pada umumnya. Tapi mereka tetap harus mendapatkan perlakuan yang sama rata dengan anak pada umumnya. Seperti perihal pendidikan. Anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan dengan layak sesuai kebutuhannya.Â
Diperjelas dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat 1 berbunyi "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu".
Hal tersebut semakin memperkuat bahwa anak berkebutuhan khusus meskipun tak normal berhak mendapatkan pendidikan. Lalu pendidikan seperti apa yang diberikan untuk mereka??
Pendidikan inklusi, merupakan sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus atau berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama anak seusianya.Â
Dengan adanya pendidikan diharapkan dapat membantu meningkatkan tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi bisa menjadi kesempatan emas bagi anak berkebutuhan khusus untuk membuktikan bahwa mereka mampu bersosialisasi dengan anak normal pada umumnya.
Sebab seriap individu berhak mendapatkan pendidikan yang berkwalitas sesuai potensi dan kebutuhannya. Mereka juga berhak belajar bersama-sama dengan teman sebayanya.Â