Padahal nyatanya bisa jadi orang itu tak merasakan hal yang dirasakan si tukang ngode. Dan ternyata itu adalah perasaan kita sendiri, ketika kita takut dianggap buruk saat selesai ngomong, atau takut dianya tersakiti. Saat kita coba ngomong dia baik-baik aja. Nahh, ini perasaan kita yang terlalu takut.Â
Kalo seperti ini, serba salah mau jadi orang cablak atau tukang ngode. Terlalu condong pada salah satu gak baik juga. Jalan keluarnya kita harus pilih tengah-tengah. Dengan memilih komunikasi asertif. Artinya kita berkomunikasi secara positif tanpa melukai perasaan orang lain.Â
Saat orang cablak menurunkan tingkat kecablakannya, ketika berkomunikasi menggunakan kata-kata yang positif walaupun mengatakan yang sebenarnya. Sedangkankan tukang ngode, cobalah belajar mengungkapkan perasaaanya secara perlahan dengan kata-kata yang tepat. Dan menurunkan tingkat kepasifannya untuk bisa berkomunikasi asertif.Â
Dan terkadang, ketika kita mengungkapkan sesuatu sesuai tujuan kita. Belum tentu orang lain bisa memahaminya. Nahh, dari sini pentingnya kita berkomunikasi asertif.Â
Mengungkapkan sesuatu dengan jujur atau cablak menurutku lebih baik daripada ngode. Tapi tetap kita gunakan komunikasi asertif. Sebab, kejujuran yang sesuai fakta itu  menyakitkan namun lebih baik baik. Daripada kebohongan yang nanti kita akan tersakiti. Malah makin nyesek sendiri. Kalo kamu pilih yang mana??
Semoga Bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H