Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sindrom Cinderella Complex, Penanti Pangeran Khayalan

24 November 2020   21:11 Diperbarui: 24 November 2020   21:27 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbanding terbalik dengan anak laki-laki yang kebanyakan diasuh dengan cara yang tegas. Orangtua mencoba menanamkan agar mereka menjadi pribadi yang tidak manja dan tidak bergantung pada orang lain. Sebab kebanyakan orangtua berpikir sikap manja merupakan ciri khas kaum wanita. 

Tanda Pengidap Sindrom Cinderella Complex 

Seseorang yang mengalami sindrom cinderella complex cenderung sangat mengharapkan kehidupan yang secure dan ideal seperti dalam dongeng. Lebih tepatnya mereka yang suka mengkhayal akan datangnya pangeran menawan pembawa kebahagiaan untuk mereka. 

Wanita penderita sindrom ini juga selalu bergantung pada pasangannya. Berharap selalu dilayani bak seorang princess. Padahal tak semua pasangannya bisa melayani dan mem'princess'kan mereka. 

Hal yang paling mengkhawatirkan, sindrom ini bisa membuat penderita tak bisa bekerja secara maksimal dan efektif. Sebab mereka selalu bergantung pada orang lain. Terutama rasa cemas dan takut akan kesuksesan menyelimuti. 

Bagaimana cara mencegahnya?

Setelah kamu tau tentang arti sindrom cinderella complex. Sebagai orangtua atupun calon orangtua, kamu perlu mencegahnya sedini mungkin. Toh, mencegah lebih baik daripada mengobati kan? 

Pertama, ketika kamu memiliki seorang anak perempuan. Alangkah baiknya jangan terlalu memanjakannya, cobalah bersikap tegas namun bukan keras. Tanamkan kemandirian dan kekuatan bahwa hidup tak selamanya bahagia atupun enak mulu. Bahagia atau hidup enak akan muncul jika kita mau berjuang dan berusaha untuk kebahagiaan itu. 

Terutama menjadi sosok yang mandiri dan tak bergantung pada orang lain akan membuat anak mampu menghadapi semua masalah dalam hidupnya kelak. Cobalah tepis, prinsip jadul bahwa kaum perempuan itu lemah dan selalu bergantung pada laki-laki. 

Kedua, ketika memiliki anak laki-laki. Cobalah tanamkan bahwa perempuan dengan laki-laki itu sama saja. Memiliki tingkatan yang sama. Pekerjaan rumah bukanlah pekerjaan khusus untuk perempuan. Laki-laki juga memiliki kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah. Sebab banyaknya orangtua yang menganggap kaum perempuan meskipun sekolah setinggi mungkin toh akhirnya akan mengurus rumah. 

Nahh, secara tidak langsung hal tersebut akan membuat anak perempuan menjadi lemah dan takut akan kesuksesannya kelak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun