Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menilik Pitutur Jawi: Urip Iku Sawang Sinawang

28 September 2020   20:48 Diperbarui: 27 April 2022   05:23 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Urip iku sawang sinawang, mula aja nyawang sing kesawang" -Pitutur Jawi-

Tak semuanya yang terlihat oleh mata dapat menggambarkan orang itu seperti apa. Kadang yang terlihat buruk menurut kita ternyata malah sebaliknya. 

Begitu juga dengan yang terlihat baik malah terlihat buruk. Seperti yang terjadi pada temanku. Tiba-tiba saja teringat tentang kisahnya yang membuatku ingin tertawa tapi juga kasihan. 

Dia temanku saat masa-masa nyantri di  pesantren daerah malang kabupaten. Dia tergolong anak keluarga yang sangat tercukupi. Setiap sambangan pasti mobilnya gonta-ganti. Mulai dari Pajero, Mercendes-Benz dan masih banyak lagi. Dia juga memiliki ibu yang cantiknya masya allah, putih tinggi, mancung bak orang arab. 

Berbanding terbalik dengan temanku, yang berkulit hitam, pakaian selalu compang-camping dan buluk. Sampai pernah suatu ketika ia disebut pembantu oleh pelayan di pusat perbelanjaan ketika ia dan keluarganya sedang berbelanja. Karena penampilannya yang jauh berbeda dengan ibu dan saudara-saudaranya. Dan hal tersebut terjadi saat ia berusia 6 tahun. 

Baginya kisah itu menjadi luka batin yang cukup terasa hingga saat ini. Dan akupun pernah berada diposisinya, yang berbeda hanya orang-orang sekitarku terlalu menganggap diriku sempurna tanpa pernah membuat kesalahan sedikitpun. 

Dan jika aku melakukan kesalahan malah menjadi bahan perbincangan.Hal itu sungguh menjadi beban yang sangat berat bagiku karena aku tak seperti yang mereka pikirkan. 

Kebiasaan orang-orang yang mudah sekali mengecap orang lain tanpa mengetahui seluk beluknya seperti sudah menjadi budaya khas bangsa ini. Dan hal tersebut cukup merugikan orang yang mereka cap seenaknya sendiri. Sikap yang dilakukan orang lain terhadap temanku dan terhadap diriku juga bisa disebut dengan Keterwakilan Heuristik. 

Menurut Tversky dan Kahneman (1974) menjelaskan keterwakilan heuristik memungkinkan orang untuk menilai kemungkinan bahwa sebuah objek termasuk dalam kategori umum atau kelas berdasarkan seberapa mirip tujuannya adalah untuk anggota kategori tersebut.

Lebih sederhananya keterwakilan heuristik terjadi ketika kita menilai orang lain dengan kelompok tertentu saat ia memiliki ciri khas yang sama dengan kelompok tersebut. 

Seperti pelayan di pusat perbelanjaan yang menilai temanku sebagai pembantu karena menurut pandangannya sosok pembantu memiliki ciri khas penampilan yang buluk dan tidak rapi. Diriku juga yang dinilai orang-orang sempurna karna anak dari seorang guru yang aktif diberbagai kegiatan pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun